| | Comments: (0)

Tokoh imajinatif 4P dan metode belajar mengajar kreatif

TOKOH-TOKOH IMAJINATIF YANG MENGGAMBARKAN 4P ( PRIBADI, PROSES, PENDORONG, DAN PRODUK)

1. Abraham Maslow

Abraham H. Maslow adalah tokoh yang menonjol dalam psikologi humanistik. Karyanya dibidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali terhadap upaya memahami motivasi manusia. Sebagian dari teorinya yang penting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan atau menghalangi pertumbuhan (Rumini, dkk. 1993). Maslow berpendapat, bahwa manusia memiliki hierarki kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan jasmaniah-yang paling asasi- sampai dengan kebutuhan tertinggi yakni kebutuhan estetis.

  • Kebutuhan Jasmaniah

Kebutuhan jasmaniah seperti makan, minum, tidur dan sex menuntut sekali untuk dipuaskan. Apabila kebutuhan ini terpuaskan, maka muncullah kebutuhan keamanan seperti kebutuhan kesehatan dan kebutuhan terhindar dari bahaya dan bencana.

  • Kebutuhan untuk memiliki dan cinta kasih

Seperti dorongan untuk memiliki kawan dan berkeluarga, kebutuhan untuk menjadi anggota kelompok, dan sebagainya. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan ini dapat mendorong seseorang berbuat lain untuk memperoleh pengakuan dan perhatian, misalnya dia menggunakan prestasi sebagai pengganti cinta kasih.

  • Kebutuhan harga diri

Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihargai, dihormati, dan dipercaya oleh orang lain.

  • Kebutuhan aktualisasi diri

Apabila seseorang telah dapat memenuhi semua kebutuhan yang tingkatannya lebih rendah tadi, maka motivasi lalu diarahkan kepada terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan Psikologi Humanistik (Ratna Syifa’a Rachmahana) untuk mengembangkan potensi atau bakat dan kecenderungan tertentu. Bagaimana cara aktualisasi diri ini tampil, tidaklah sama pada setiap orang. Sesudah kebutuhan ini, muncul kebutuhan untuk tahu dan mengerti, yakni dorongan untuk mencari tahu, memperoleh ilmu dan pemahaman.

Maslow berpendapat adanya kebutuhan estetis, yakni dorongan keindahan, dalam arti kebutuhan akan keteraturan, kesimetrisan dan kelengkapan. Maslow membedakan antara empat kebutuhan yang pertama dengan tiga kebutuhan yang kemudian. Keempat kebutuhan yang pertama disebutnya (kebutuhan yang timbul karena kekurangan), dan pemenuhan kebutuhan ini pada umumnya bergantung pada orang lain. Sedangkan ketiga kebutuhan yang lain dinamakan growth need (kebutuhan untuk tumbuh) dan pemenuhannya lebih bergantung pada manusia itu sendiri. Implikasi dari teori Maslow dalam dunia pendidikan sangat penting. Dalam proses belajar-mengajar misalnya, guru mestinya memperhatikan teori ini. Apabila guru menemukan kesulitan untuk memahami mengapa anak-anak tertentu tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengapa anak tidak dapat tenang di dalam kelas, atau bahkan mengapa anak-anak tidak memiliki motivasi untuk belajar. Menurut Maslow, guru tidak bisa menyalahkan anak atas kejadian ini secara langsung, sebelum memahami barangkali ada proses tidak terpenuhinya kebutuhan anak yang berada di bawah kebutuhan untuk tahu dan mengerti. Bisa jadi anak-anak tersebut belum atau tidak melakukan makan pagi yang cukup, semalam tidak tidur dengan nyenyak, atau ada masalah pribadi / keluarga yang membuatnya cemas dan takut, dan lain-lain.

2. Carl R. Rogers

Carl R. Rogers adalah seorang ahli psikologi humanistik yang gagasan-gagasannya berpengaruh terhadap pikiran dan praktekpsikologi di semua bidang, baik klinis, pendidikan, dan lain-lain. Lebih khusus dalam bidang pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang humanistik, yang meliputi hasrat untuk belajar, belajar yang berarti, belajar tanpa ancaman, belajar atas inisiatif sendiri, dan belajar untuk perubahan (Rumini,dkk. 1993).

Adapun penjelasan konsep masing-masing prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

a. Hasrat untuk Belajar

Menurut Rogers, manusia mempunyai hasrat alami untuk belajar. Hal ini terbukti dengan tingginya rasa ingin tahu anak apabila diberi kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan. Dorongan ingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan humanistik. Di dalam kelas yang humanistik anak-anak diberi kesempatan dan kebebasan untuk memuaskan dorongan ingin tahunya, untuk memenuhi minatnya dan untuk menemukan apa yang penting dan berarti tentang dunia di sekitarnya.

b. Belajar yang Berarti

Belajar akan mempunyai arti atau makna apabila apa yang dipelajari relevan dengan kebutuhan dan maksud anak. Artinya, anak akan belajar dengan cepat apabila yang dipelajari mempunyai arti baginya.

c. Belajar Tanpa Ancaman

Belajar mudah dilakukan dan hasilnya dapat disimpan dengan baik apabila berlangsung dalam lingkungan yang bebas ancaman. Proses belajar akan berjalan lancer manakala murid dapat menguji kemampuannya, dapat mencoba pengalaman-pengalaman baru atau membuat kesalahan-kesalahan tanpa mendapat kecaman yang bisaanya menyinggung perasaan.

d. Belajar atas Inisiatif Sendiri

Belajar akan paling bermakna apabila hal itu dilakukan atas inisiatif sendiri dan melibatkan perasaan dan pikiran si pelajar. Mampu memilih arah belajarnya sendiri sangatlah memberikan motivasi dan mengulurkan kesempatan kepada murid untuk “belajar bagaimana caranya belajar” (to learn how to learn ). Tidaklah perlu diragukan bahwa menguasai bahan pelajaran itu penting, akan tetapi tidak lebih penting daripada memperoleh kecakapan untuk mencari sumber, merumuskan masalah, menguji hipotesis atau asumsi, dan menilai hasil. Belajar atas inisiatif sendiri memusatkan perhatian murid baik pada proses maupun hasil belajar. Belajar atas inisiatif sendiri juga mengajar murid menjadi bebas, tidak bergantung, dan percaya pada diri sendiri. Apabila murid belajar atas inisiatif sendiri, ia memiliki kesempatan untuk menimbang-nimbang dan membuat keputusan, menentukan pilihan dan melakukan penilaian. Dia menjadi lebih bergantung pada dirinya sendiri dan kurang bersandar pada penilaian pihak lain. Di samping atas inisiatif sendiri, belajar juga harus melibatkan Psikologi Humanistik … (Ratna Syifa’a Rachmahana) semua aspek pribadi, kognitif maupun afektif. Rogers dan para ahli humanistik yang lain menamakan jenis belajar ini sebagai belajar dengan seluruh pribadi, belajar dengan pribadi yang utuh. Para ahli humanistik percaya, bahwa belajar dengan tipe ini akan menghasilkan perasaan memiliki (feeling of belonging ) pada diri murid. Dengan demikian, murid akan merasa terlibat dalam belajar, lebih bersemangat menangani tugas-tugas dan yang terpenting adalah senantiasa bergairah untuk terus belajar.

e. Belajar dan Perubahan

Prinsip terakhir yang dikemukakan oleh Rogers ialah bahwa belajar yang paling bermanfaat ialah bejar tentang proses belajar. Menurut Rogers, di waktu-waktu yang lampau murid belajar mengenai fakta-fakta dan gagasan-gagasan yang statis. Waktu itu dunia lambat brerubah, dan apa yang diperoleh di sekolah sudah dipandang cukup untuk memenuhi tuntutan zaman. Saat ini perubahan merupakan fakta hidup yang sentral. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi selalu maju dan melaju. Apa yang dipelajari di masa lalu tidak dapat membekali orang untuk hidup dan berfungsi baik di masa kini dan masa yang akan datang. Dengan demikian, yang dibutuhkan saat ini adalah orang yang mampu belajar di lingkungan yang sedang berubah dan akan terus berubah.

| | Comments: (0)

Gadis Tuna Wicara Korban Kebejatan Bapak Tiri


Rhyma S - detikSurabaya


Jember - Seorang bapak dilaporkan keluarga anak tiri ke polisi. Bapak tiri benama Sugianto (38) warga Desa/Kecamatan Kencong, Jember dituduh keluarga istrinya telah memperkosa anak tirinya sebut saja Mawar (17).

Pasalnya Mawar kini telah hamil 5 bulan. Mawar tidak bisa melapor sendiri ke polisi karena kondisinya tuna wicara.

Kehamilan Mawar diketahui kakeknya, Asnawi. Asnawi curiga melihat perubahan tubuh cucunya yang bisu. Asnawi kemudian membawa Mawar ke Puskesmas Kencong dan dipastikan jika ia hamil 5 bulan.

Keluarga kemudian mencurigai Sugianto yang melakukan perbuataan itu. Apalagi, ibu Mawar yang baru setahun menjadi istri Sugianto bekerja di luar negeri.

"Memang ada laporan, bapak tiri dilaporkan keluarga istrinya. Kita masih memeriksa pelapor. Kita agak kesulitan memeriksa korban karena ia tuna wicara," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jember AKP Nur Hidayat kepada detiksurabaya.com, Rabu (21/4/2010).

Polisi akan berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu untuk menangani kasus itu. (fat/fat)

http://m.detik.com
| | Comments: (0)

Jadi Kebejatan Tetangga, Gadis Tuna Wicara Hamil 8 Bulan


Muhammad Aminudin - detikSurabaya


Malang - Nasib tragis menimpa Menik (25), sebut saja begitu. Gadis tuna wicara asal Desa Sumberejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, ini harus menanggung malu setelah perutnya membuncit akibat ulah bejat Miseno (44), tetangganya.

Menik diperkosa Miseno di ladang tebu desa setempat sekitar pukul 19.00 WIB, pada tanggal 10 September 2007 lalu.

Kasus ini terungkap setelah Surti (55), orang tua korban mencurigai perut Menik membesar. Surti semakin geram ketika mendengar hasil pemeriksaan di rumah sakit bahwa anaknya tengah mengandung usia 8 bulan.

Akhirnya, Surti langsung membawa korban mendatangi Polsek Pagak di Jalan Raya Sumbermanjing Kulon, Kecamatan Pagak untuk melaporkan perkara ini, Kamis sore kemarin.

"Setelah dapat laporan kita langsung mengamankan pelaku dan memintakan visum dokter untuk korban. Terbukti melakukan tindak asusila, pelaku kita tetapkan menjadi tersangka," kata Kapolsek Pagak AKP Prayit saat ditemui detiksurabaya.com saat melimpahkan perkara ini ke Unit PPA Mapolres Malang, Jumat (23/5/2008) siang.

Menurut Prayit, selama dalam laporan polisi keterangan korban dibantu oleh Surti ibunya. "Ibunya menceritakan kepada kami, korban sendiri bisu sejak lahir, " imbuh Prayit.

Dari informasi yang dihimpun, petaka yang menimpa Menik ini terjadi saat korban pulang dari membeli bakso. Nampaknya, keluguan korban dimanfaatkan pelaku untuk merayu dan membawanya ke kebun tebu.

Di tengah ladang tebu itu tersangka telah dikaruniai dua anak ini menyetubuhi korban. Dalam pemeriksaan tersangka mengaku menyetubuhi korban hanya satu kali.

"Waktu itu hanya sekali saja saya setubuhi Menik, setelah itu dia (menik, red) saya suruh pulang kembali. Memang saya sempat mengancam agar tidak menceritakan kejadian ini," ujar Miseno kepada detiksurabaya.com.

Sementara itu, Kanit PPA Polres Malang Ipda Suyanto menambahkan, pihaknya baru akan melakukan pemeriksaan lanjutan setelah adanya pelimpahan dari Polsek Pagak.

"Kalau terbukti tersangka kita jerat Pasal 285 sub Pasal 287 KUHP dengan ancaman hukuman penjara di atas 5 tahun, " katanya ditemui di ruang kerjanya. (bdh/bdh)

http://m.detik.com
| | Comments: (0)

Pelaku Sodomi Antarkota Dibekuk Usai Mensodomi 35 Anak

Samsul Hadi - detikSurabaya

Kediri - Ternyata tak cuma angkutan umum saja yang antarkota. Pelaku sodomi pun ada yang lintas kota. Namun, M Hasan Basori kini tak lagi bisa mensodomi karena keburu dibekuk. Satreskrim Polresta Kediri, Selasa (25/9/2007) membekuk M Hasan Basori (25), pelaku perbuatan sodomi terhadap 35 anak jalanan di 7 lokasi berbeda di Jawa Timur. Polisi saat ini masih berusaha mengembangkan penangkapan ini dengan meminta keterangan dari 5 saksi anak jalanan yang menjadi korban kekejaman Hasan. Penangkapan terhadap Hasan ini merupakan ketidaksengajaan. Saat anggota Satreskrim melakukan penyelidikan kasus pencurian kabel telepon di Stasiun Kota Kediri, petugas mendapatkan informasi mengenai perbuatan sodomi yang dilakukan tersangka. Setelah dilakukan penyelidikan, Hasan dapat dibekuk di persembunyiannya. "Kami sebenarnya sedang fokus pada kasus pencurian kabel, namun begitu mendapatkan informasi mengenai sodomi ini, kami langsung menyelidi dan berhasil membekuk pelakunya," kata KBO Reskrim Polresta Kediri, Iptu Edi Herwiyanto. Saat diperiksa, Hasan mengakui segala perbuatannya terhadap sesama anak jalanan ini. Yang mengejutkan, Hasan juga mengaku telah menyodomi sebanyak 35 anak jalanan, yang sama-sama hidup di sekitar stasiun kereta api. "Saya sudah lakukan sejak tahun 1999. Kalau nama-namanya saya masih ingat, tapi wajah anak-anaknya sudah lupa," kata Hasan saat diperiksa petugas. Ketika ditanya mengenai motif yang melatarbelakangi perbuatan sodomi terhadap sesama anak jalanan ini, Hasan hanya menyebut satu kata, yaitu dendam. "Saat umur 12 tahun dulu saya juga pernah disodomi orang tak dikenal di Jakarta hingga beberapa kali, makanya sekarang saya ingin melampiaskan dendam," ujar Hasan. Namun Hasan mengelak ketika disebut memiliki kelainan seksual. Dia mengaku sudah memiliki pasangan dan sering juga melakukan hubungan badan. "Saya punya teman kumpul kebo yang juga sesama gelandangan di kereta," lanjutnya. Yang ironis, Hasan juga mengakui sudah ketagihan melakukan perbuatan sodomi. Saat gagal mendapatkan korban, Hasan mengaku menjual diri kepada komunitas homo di Blitar, dengan mendapatkan imbalan Rp 5 ribu untuk sekali main. 7 Kota yang menjadi lokasi Hasan dalam melakukan perbuatan sodomi adalah Kediri, Blitar, Tulungagung, Malang, Surabaya, Jombang, dan Madiun. Saat ini, polisi terus berusaha mengembangkan penangkapan terhadap pelaku sodomi antarkota ini. Polisi saat ini masih berusaha meminta keterangan dari para saksi korban yakni, M Syaiful Anwar (13), asal Purwoasri, Kabupaten Kediri yang hidup di Stasiun Tulungagung. Sulton Wisnugroho (20) asal Mojowarno, Jombang yang hidup di Stasiun Kertosono. Alex Chandra (10) asal Tambon, Jakarta Pusat, yang hidup di Stasiun Kota kediri. Muhamad Syakur (17) asal Blitar yang hidup di Stasiun Kertosono dan seorang bocah berusia sekitar 9 tahun yang mengalami tuna wicara. Salah satu korban, Alex Chandra mengaku telah 3 kali disodomi Hasan dan semuanya dilakukan di dalam gerbong kereta kosong. "Saya selalu diancam akan ditonjok kalau menolak," kata Alex Chandra. Kaur Bina Operasi (KBO) Reskrim Polresta Kediri, Iptu Edi Herwiyanto mengatakan akan memeriksakan kejiwaan pelaku ke psikiater guna mengatahui kemungkinan pelaku memiliki kelainan seksual. Sementara menangani hukuman yang akan dijeratkan, Edi menyebutkan pelaku melanggar pasal 82 UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak di bawah umur dan akan diancama hukuman lebih dari 5 tahun penjara. (mar/mar)

http://m.detik.com
| | Comments: (0)

Keberhasilan Tuna Daksa Raih Gelar Dokter Umum

Keberhasilan Tuna Daksa Raih Gelar Dokter Umum
Nadhifa Putri - detikNews
Jakarta - Penderita cacat fisik tidak selamanya hidup terpuruk. Keberhasilan untuk mencapai profesi dokter dapat diacungi jempol. Salah satunya Ninik Kartaatmadja, dokter umum di RSU Budi Asih. Ninik merupakan penderita tuna daksa, yakni tidak bisa berjalan dengan sempurna karena kakinya kecil sebelah. Semenjak kecil, Ninik yang bersekolah di sekolah umum selalu menjadi bahan cemoohan teman-temannya sejak di bangku SD hingga SMA. Namun Ninik hanya berucap alhamdulillah saat diejek temannya. Itulah ajaran orangtuanya. "Saya menjadi lebih kuat saat mengucap alhamdulillah. Dan saya tidak membalas ejekan teman-teman meskipun itu sangat menyakitkan karena itu yang selalu diajarkan ayah," ujar wanita yang berusia 59 tahun ini di sela-sela semiloka "Satu hari mempersiapkan masa depan penyandang cacat anak" di Gedung Sapta Pesona, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (12/5/2007). Perekonomian orangtua Ninik juga kurang beruntung. Seringkali Ninik berjalan kaki sejauh 2 km menuju sekolah. Padahal Ninik memiliki kaki yang tidak sempurna. Usai tamat SMA, Ninik melanjutkan pendidikan kedokteran di Universitas Yarsi. Ninik sempat mengikuti seleksi di Fakultas Kedokteran UI, namun keberuntungan tidak mampir dalam hidupnya. Usaha untuk mendapatkan kuliah kedokteran dicapai Ninik dengan susah payah. Hingga semester IV, Ninik sempat berhenti kuliah karena masalah keuangan. Kuliah dapat berlanjut saat Ninik bertemu teman adik iparnya dari yayasan Van de Venter Stichtingmaas, milik Belanda. Dari yayasan itulah beasiswa dia dapatkan untuk melanjutkan kuliah kedokteran. Akhirnya Ninik dapat melajutkan kuliah hingga lulus. Ninik mengaku dirinya menjadi dokter umum karena keinginan bapaknya. Ninik akan menunggu masa pensiun sebagai dokter umum pada tahun ini. Kegiatannya akan diisi untuk mengawasi ketiga anaknya yang berjumlah tiga orang. Ketiganya kuliah di Universitas Indonesia (UI). Di antara ketiga anaknya ada yang kuliah di Fakultas Kedokteran UI. Fakultas yang dulu gagal digapai Ninik. Ninik berpesan, kekuarangan fisik tidak membuat para penyandang cacat frustasi dengan tidak menghasilkan prestasi. "Jadikanlah kekurangan itu, sebagai alat untuk kita kita maju," pesan Ninik yang mengenakan jilbab panjang berwarna krem itu. (nik/sss)
| | Comments: (0)

UPP Catur Dilaksanakan Bersamaan

Pitriadi Bachtiar


Rabu, 06-08-2008 14:52:27 oleh: Pitriadi Bachtiar
Kanal: Peristiwa

Upacara Penghormatan Pemenang (UPP) dan pengalungan medali di Cabor catur Porcanas XIII Kaltim dilaksanakan secara bersamaan, Selasa (5/8) siang di ruang Melati Hotel Mesra. Ada tujuh medali emas yang diraih dari 11 yang diperebutkan, dua diantaranya diperoleh melalui pertandingan play off di nomor Tuna Grahita Putra dan Tuna Netra Putri.


Pecatur Sumatera Utara (Sumut) Azhar Panjaitan Master Nasional (MN) berhasil merebut emas di nomor Tuna Daksa Putra, disusul oleh pecatur Kaltim Muhlis Norhan, MN yang harus puas atas perak setelah di pertandingan terakhirnya hanya bermain remis melawan La Oda Alam Sahar dari Sulawesi Tenggara. Medali perunggu diraih Mansyur (Bangka Belitung).

Pada nomor Tuna Daksa Putri, hanya memperebutkan medali emas dan perak saja, karena hanya diikuti tiga orang pecatur. Di nomor ini, pecatur putri Sumut Nasib Parta S meraih emas setelah mengalahkan Nurdianti dari Bangka Belitung.

Sementara, tim tuan rumah meraih emas pertama catur melalui Slamet di nomor Tuna Grahita, setelah mengalahkan pecatur Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Doni, melalui babak play off. Babak play off juga dimainkan di nomor Tuna Netra Putri. Keluar sebagai juara dan berhak atas emas, pecatur Bali Ni Ketut Marsi setelah poin yang dikumpulkannya tidak terkejar lagi. Medali perak diraih Wilma Sinaga dari Sumut.

Perolehan medali sementara menempatkan Sumut sebagai peraih medali terbanyak untuk saat ini, dengan tiga medali emas, satu perak dan satu perunggu. Diikuti Kaltim ditempat kedua dengan satu emas, tiga perak, satu perunggu dan NAD yang mengoleksi satu emas dan satu perak.

Ketua Badan Pembina Olahrga Cacat (BPOC) Pusat Senny Marbun berpesan kepada pecatur yang berhasil meraih medali, agar terus meningkatkan prestasinya dan dapat mengharumkan nama Indonesia di tingkat Internasional nantinya. Dia menambahkan pada Porcanas XIII banyak kemajuan yang dicapai oleh para Atlet.

"Harapan saya ke depan, untuk Porcanas yang akan datang akan lebih sukses dari sekarang dan bukan malah mundur ", katanya
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=9870
| | Comments: (0)

Anak Tuna Rungu Diperkosa Temannya


Taufik Wijaya - detikNews
Palembang - Sungguh memilukan hati moral anak-anak ini. Tiga siswa Sekolah Dasar (SD) dilaporkan ke polisi karena diduga memerkosa teman satu sekolahnya sendiri, di Cematan Buay Madang, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan.

Anak perempuan yang menjadi korban, sebut saja Bunga (10), yang cacat tuna rungu. Siswa SD kelas 3 Desa Negeri Ratu, Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten OKU Timur, ini diperkosa tiga teman sekolahnya. Bahkan Bunglaa sempat dipaksa melakukan oral seks.

Peristiwa tersebut sebetulnya terjadi pada Selasa (14/04/2009) ketika Bunga pulang dari sekolah sekitar pukul 11.00 WIB. Di tengah perjalanan pulang dengan berjalan kaki, Bunga dicegat tiga teman satu sekolah yakni Irh (10) teman sekelasnya, Cdr (13) kelas 6 dan Sah (11) kelas 4. Saat itulah, menurut Bunga, dia diseret di semak-semak pinggir jalan desa, dan diperkosa bergilir ketiga teman sekolahnya itu. Kepala Bunga pun kena pukulan salah satu pelaku karena mencoba melawan.

Sejak Rabu (15/04/2009) kemarin, ketiga pelaku ditahan di Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. Namun, saat diperiksa hingga hari ini, Kamis (16/04/2009), Cdr mengaku tidak melakukan perkosaan.

"Kami tidak melakukan yang itu, memang kami balik sekolah itu beriringan dan dia (Bunga) sempat kami ganggu dengan kata-kata, setelah itu dia lari pulang melewati jalan pintas, kami terus balik ke rumah masing-masing kami tidak pernah melakukannya,” katanya.

Namun berselang beberapa jam kemudian, menurut Cdr, dirinya dikejutkan dengan kedatangan ayah korban yang langsung marah-marah dan mencari orangtuanya. Ayah Bunga mengatakan bahwa dirinya telah memperkosa Bunga. "Aku bae tekejut, kok aku dituduh bapaknyo ngituke anaknyo," tutur Cdr dalam bahasa setempat.

Bahkan dari cerita korban, menurut Sobirin, bapak Bunga, anaknya dipaksa salah satu dari pelaku untuk melakoni adegan oral seks di semak-semak.

Mendengar cerita korban yang masih polos dan lugu itulah lantas Sobirin mencari tahu siapa yang telah memperkosanya. Karena didesak terus, Bunga lalu menuliskan nama pelaku pada secarik kertas yakni Cdr, Irh dan Sah.

Berbekal kopelan dan pengakuan korban ini lantas orangtua korban mendatangi kediaman ketiganya. Namun justru dirinya mendapatkan ancaman dari orangtua ketiga pelaku. Bahkan salah satu dari orangtua pelaku berani bersumpah kalau anaknya tidak melakukan perbuatan memalukan tersebut. "Dari nama yang ditulisnya aku sangat yakin pelakunya tidak lain tiga orang itu," kata Sobirin.

Untuk membuktikan pengakuan Bunga, Sobirin pun pada Selasa (14/4) sore membawanyan ke Puskesmas Martapura untuk mengecek kondisi kepala putrinya yang terasa sakit dan pusing setelah dipukul salah satu dari pelaku ketika aksi pemerkosaan ini terjadi.

"Awalnya aku ke Puskesmas Martapura itu bukan untuk visum namun mengecek kondisi kepalanya yang katanya sakit. Entah mengapa setibanya di puskesmas justru timbul niat aku untuk memeriksakan alat vitalnya," jelas Sobirin.

Karena tidak ada surat pengantar visum dari Polres, petugas puskesmas pun enggan melakukan visum sore itu, karena itulah kasus ini dilaporkannya ke Polres OKUT dan meminta untuk dilakukan visum. Dari hasil visum diketahui telah terjadi robek pada alat vital korban.

Aparat Polres OKUT langsung menindaklanjuti laporan Sobirin, dan pada Rabu (15/4) pagi petugas berhasil meringkus ketiga pelaku untuk diperiksa. Ketiganya masih mengenakan seragam sekolah putih merah didampingi orangtuanya masing-masing, sejumlah saksi serta diantar juga oleh perangkat desa.

"Tiga orang siswa yang diduga kuat telah memperkosa korban kini sudah kita panggil untuk dimintai keterangan dengan didampingi orangtua dan pejabat desa yang bersangkutan," kata Kapolres OKUT AKBP ML John Mangundap SH SIK kepada pers di Martapura, Kamis (16/04/2009).

Menurut Surachman karena ketiga pelaku masih di bawah umur dalam pemeriksaan perlu didampingi orangtua masing-masing. "Sejauh ini kita masih melakukan pemeriksaan. Yang jelas kasus ini akan kita ungkap dan jika nanti terbukti, tidak menutup kemungkinan pelaku akan ditahan," katanya.

Keluarga

Menurut Yenni Izi, direktur Woman Crisis Centre (WCC) Palembang, kasus kekerasan seksual terhadap anak cukup tinggi di Sumsel. "Selama setahun kemarin, sekitar 100 lebih kasus yang korbannya anak-anak dan pelakunya anak-anak cukup sering terjadi," kata Yenni.

Menurut Yenni, persoalan kasus kekerasan seksual terhadap anak ini sebagai dampak dari pola pendidikan di rumah maupun di sekolah. "Ini membuktikan ada yang salah dalam mendidik anak. Anak-anak yang melakukan tindakan itu, bisanya belajar dari lingkungan atau informasi yang didapatnya," kata Yenni.

"Orangtua dan masyarakat harus perhatian yang lebih terhadap perkembangan anak-anak di lingkungannya," ujar Yenni. (tw/djo)
| | Comments: (0)

tekun, 24 Siswa SMPLB Bojonegoro Kerjakan Unas


Selasa, 30 Maret 2010 18:05:29 WIB
Reporter : Abdul Qohar

Bojonegoro (beritajatim.com) - Sebanyak 24 siswa SMPLB dengan tekun mengikuti ujian nasional (Unas) dengan bidang studi yang diujikan, Selasa (30/3/2010).

Tak ingin ketinggalan, ke 24 siswa ini sejak kemarin mengerjakan ujian nasional di 5 sekolah penyelenggara. Antara lain SMPLB Tuna Harapan, Kompleks Perumahan Bojonegoro, SMPNB Tutwuri Handayani Kecamatan Kapas, SMPB Bhkati Mulya, Kecamatan Suhiawaras, SMPLB PKK Sumeberrejo dan Muhamadiyah Kecamatan Padangan.

Pantauan beritajatim.com di lapangan menyebutkan, SMPLB di Perak, Kecamatan Kota pagi tadi menyelenggarakan Unas dengan 2 siswa tuna rungu. Mereka ikut mengerjakan ujian bahasa inggris di dalam ruang ujian.

Tampak mereka serius mengikuti setiap soal yang diberikan kepadanya. Ketua MKKS SLB Bojonegoro Ninik Tri Pudjiastuti menjelaskan, jika anak didiknya mengikuti unas selama 4 hari dengan materi pelajaran langsung diberikan dari Dinas Pendidikan Jawa Timur.

"Sedangkan system pengamannnya tidak jauh berbeda dengan Unas pada umumnya, yakni dijaga oleh guru silang," katanya.

Ditegaskanya, jika jumlah tersebut tersebar di 5 lembaga, meliputi kode B untuk tuna rungu, C untuk tuna graita dan D untuk tuna netra.

"Rinciannnya, 1 anak tuna netra SMPLB Bhakti Mulya sugihawaras, 2 anak tuna rungu wicara SMPLB Putra Harapan, 6 anak tuna rungu SMPLB PKK Sumberejo dan 1 anak SMPLB tuna daksa Bahkti Mulya Sugihwaras.

Serta 8 anak tuna graita SMPLB Muhamadiyah Padangan, 3 anak tuna graita SMPLB Tut Wuri Handayani Kapas, 3 anak tuna graita SMPLB PKK Sumberejo dan 2 anak tuna graita SMPLB Bhakti Mulya Sugihwaras.[dul/ted]

| | Comments: (0)

Pria Tuna Wicara Tewas Gantung Diri

indosiar.com, Purwokerto - Kasus gantung diri di Banyumas, Jawa Tengah kembali terjadi. Kali ini seorang warga ditemukan tewas gantung diri di pohon halaman Falkultas Peternakan Universitas Jenderal Sudirman, Puwokerto. Belum jelas motifnya namun dari catatan kepolisian diketahui bahwa korban yang tuna wicara ini beberapa bulan lalu pernah menjadi saksi kasus pembunuhan disertai perkosaan.

Lokasi gantung diri yang berada di lingkungan kampus UNSUD Puwokerto ini kontan membuat gempar warga dan para mahasiswa. Apalagi lokasi kejadian berada di halaman depan pintu masuk Fakultas Peternakan. Korban yang diketahui bernama M Maulana ini ditemukan dengan leher terjerat tali tambang plastik diatas pohon.

Tim identifikasi dari Polres Banyumas yang mendapat laporan melakukan pemeriksaan terhadap korban kemudian bersama - sama dengan warga menurunkan korban dengan memotong tali yang menjerat leher korban. Kedua orang tua korban yang mendatangi lokasi kejadian langsung menjerit histeris begitu mengetahui putranya telah tewas.

Belum jelas motif dari perbuatan nekad korban ini. Korban Maulana adalah pemuda yang memiliki kelainan fisik yakni tuna wicara dan pernah menjadi saksi kasus pembunuhan disertai perkosaan yang terjadi di Purwokerto beberapa bulan lalu. (Nanang Anna Nurani/Dv).
| | Comments: (0)

Cara menghadapi masalah

Sumber : www.depdiknas.go.id

Cara menghadapi masalah disini adalah keteriibatan seluruh aspek psikologis dan biologis setiap anak berbakat pada saat mereka berhadapan dengan masalah tersebut. Mereka akan memilih metode, pendekatan dan alat yang strategis sehingga diperoleh pemecahan masalah yang efisien dan efektif. Langkah awal dapat dilihat bahwa setiap anak berbakat mempunyai keinginan yang kuat untuk mengetahui banyak hal (Gearheart, 1980) kemudian mereka akan melakukan ekspedisi dan eksplorasi terhadap pengukuran saja. Setelah berfikir dengan baik maka mereka akan memunculkan hasil pemikiran dalam bentuk tingkah laku. Tingkah laku yang dimunculkan ialah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara kritis. Pertanyaan ini ditujukan pada diri sendiri atau orang lain (sebaya atau orang dewasa).

Karakteristik yang dimiliki anak berbakat dalam menghadapi masalah diantaranya:

a). Mereka mampu melihat hubungan permasalahan itu secara komprehensif dan juga mengaplikasikan konsep-konsep yang kompleks dalam situasi yang kongkrit.
b). Mereka akan terpusat pada pencapai tujuan yang ditetapkan (Gearheart, 1980)
c). Mereka suka bekerja secara independent dan membutuhkan kebebasan dalam bergerak dan bertindak
d). Mereka menyukai cara-cara baru dalam mengerjakan sesuatu dan mempunyai ntens untuk berkreasi (Meyen, 1978)

| | Comments: (0)

potensi

Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa anak-anak berbakat memiliki potensi yang unggul. Potensi ini dapat disebabkan oleh faktor keturunan, seperti studi yang dilakukan U. Branfenbrenner (1972) dan Scarr Salaptek (1975) terhadap tingkat kecerdasan. U. Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan secara tegas bahwa sekarang tidak ada kesangsian mengenai faktor genetika mempunyai andil yang besar terhadap kemampuan mental seseorang (Kitano,1986).

Dilihat dari sudut ilmu pendidikan untuk menjelaskan hal tersebut di atas, kita dapat mengikuti penjelasan dari Jane Healy. Penjelasan itu menyatakan bahwa semua wanita harus menyadari pentingnya nutrisi yang baik demi anak yang dikandungnya. Selain itu janin harus terhindar dari keracunan atau pengaruh sinar x yang datang dari luar (Healy, 1978). Dari sudut proses belajar maka faktor kesadaran seperti yang disarankan oleh Healy adalah satu prestasi belajar yang sebelumnya melibatkan proses kompleks. Faktor intelegensi, motivasi, emosi dan sosialisasi sangat menentukan pencapaian hasil atau prestasi belajar dalam bentuk kesadaran.

Menurut penelitan Terman (1925) pada saat anak berbakat dilahirkan memiliki berat badan diatas berat badan normal. Dari segifisik pada umumnya mereka juga memiliki keunggulan seperti terlihat dari berat dan tinggi badan, koordinasi, daya tahan tubuh dan kondisi kesehatan pada umumnya (French, 1959). Mereka juga sangat energik (Meyen, 1978) sehingga orang salah mendiagnosa sebagai anak yang hyperactive (Swassing, 1985).

Anak-anak berbakat berkembang lebih cepat atau bahkan sangat cepat bila dibandingkan dengan ukuran perkembangan yang normal. Bila guru menemukan anak seperti itu maka guru dapat menduga bahwa itu anak-anak yang berbakat. Hal ini disebabkan anak berbakat memiliki superioritas intelektual (Gearheart, 1980), mampu dengan cepat melakukan analisis (Sunan, 1983), dan dalam irama perkembangan kemajuan yang mantap (Swassing, 1985). Bahkan dalam berfikir mereka sering meloncat dari urutan berfikir yang normal (Gearheart, 1980)

Selain potensi intelegensi anak-anak berbakat memiliki keunggulan pada aspek psikologis yang lain, yaitu emosi. Menurut French (1959) dan Gearheart (1980) anak-anak yang berbakat memiliki stabilitas emosi yang mantap sehingga mereka akan mampu mengendalikan masalah-masalah personal (Heward, 1980). Rasa tanggung jawab mereka sangat tinggi serta mempunyai cita rasa humor yang tinggi pula.

Karakteristik sosial yang dimiliki anak-anak berbakat ialah cakap mengevaluasi keterbatasan dan kelebihan yang dimiliki dirinya dan orang lain. Sifat ini akan membuat anak berbakat, tampil bijaksana.
Sumber : www.depdiknas.go.id
| | Comments: (0)

Karaktehstik anak berbakat


ebagai mahluk sosial, anak berbakat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat, pemikiran, sikap dan aktivitas anggota masyarakat yang lain. Dalam pergaulan inilah emosi mereka merasa sedih atau bahagia.

Ditinjau dari budaya, anak berbakat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi tingkat kebudayaan di mana mereka memperoleh pengalaman budaya. Selain itu faktor agama akan memberikan dasar dan norma pribadi anak berbakat.

Untuk mengenali karakteristik anak-anak berbakat dapat dilihat beberapa segi diantaranya sebagai berikut
1. Potensi
2. Cara menghadapi masalah
3. Kemampuan (prestasi) yang dapat dicapai.


Print E-mail
| | Comments: (0)

. Pengertian anak berbakat



Menurut definisi yang dikemukakan Renzuli, anak berbakat memiliki pengertian, "Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen yang tinggi terhadap tugas'tugas dan kreativitas yang tinggi. Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu mewujudkan ketiga sifat itu masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swssing, 1985).

Pengertian lain menyebutkan bahwa anak gifted adalah anak yang mempunyai potensi unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Para ahli dalam bidang anak-anak gifted memiliki pandangan sama ialah keunggulan lebih bersifat bawaan dari pada manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan.

Keunggulan lain yang telah disepakati oleh para ahli ialah anak-anak gifted mempunyai superioritas dalam bidang akademik. Kiranya hal itu tidak sulit untuk dimengerti, sebab salah satu syarat penting untuk meraih prestasi akademik tertentu ialah persyaratan intelegensi.

Kepribadian memang merupakan salah satu sumbangan yang dapat diberikan oleh anak atau orang-orang gifted. Dengan dasar kepribadian yang baik maka akan dilahirkan pula karya-karya yang baik pula, sehingga masahat yang diberikan menjadi lebih besar dibandingkan mudharatnya. Seperti kita ketahui bahwa sebuah karya yang besar tentu saja akan memberikan pengaruh yang besar pula kepada hidup dan kehidupan manusia.

| | Comments: (0)

Pelaksanaan pendidikan anak berbakat


a. Percepatan (akselerasi) Ada 2 cara melaksanakan percepatan ini yakni:
1) Meloncatkan anak pada kelas-kelas yang lebih tinggi (skipping).
Sesuai dengan keadaannya di mana usia mental (mental age) pada anak berbakat lebih tinggi dari usia sebenarnya (cronological age), maka mudah timbul perasaan tidak puas belajar bersama dengan anak-anak lain seumurnya. Meskipun banyak aspek perkembangan lain pada anak ternyata memang lebih maju dari pada anak-anak seumurnya, misalnya aspek sosial, akan tetapi cara percepatan dengan meloncatkan anak pada kelas-kelas yang yang lebih 'tinggi dianggap kurang baik, antara lain karena mempermudah timbulnya' masalah-masalah penyesuaian, baik disekolah, di rumah maupun di lingkungan sosialnya. Kecuali norma yang dipakai adalah norma dari kelas tinggi, yang belum tentu sesuai seluruhnya bagi anak karena norma yang diikuti bukan norma dari anak berbakat itu sendiri.

Percepatan yang diberikan kepada anak berbakat untuk menyelesaikan bahan pelajaran dalam waktu yang lebih singkat sesuai dengan kemampuannya yang istimewa.

Cara seperti ini oleh Samuel A. Klik dan James Gallagher disebut sebagai "telescoping grades", Sebenarnya cara ini tergolong cara yang baik karena diberikan dan diselesaikan ditentukan oleh keadaan, kebutuhan dan kemampuan anak itu sendiri.

Kesulitannya ialah pengaturan administrasi sekolah yang meliputi pengaturan-pengaturan tenaga pengajaran karena hams memberikan pelajaran secara individual kepada anak. Pada anak sendiri dikhawatirkan oleh para ahli akan timbul kesulitan dalam penyesuaian diri, baik sosial maupun emosional karena terbatasnya hubungan-hubungan sosial dengan teman-teman sebayanya.

b. Pendidikan dalam kelompok khusus (special grouping segregation)
Ada beberapa kemungkinan untuk melaksanakan ini, yakni:

1) Model A
Kelas biasa penuh ditambah kelas khusus (mini). Cara ini bisa dilakukan disetiap sekolahkarena anak berbakat mengikuti secara penuh acara di sekolah dan setelah itu memperoleh pelajaran tambahan dalam kelas khusus.

Waktu belajarnya bertambah dan mata pelajaran dasar atau yang berhubungan dengan kemampuan khusus (misalnyamatematika) ditambah.kerugian pada anak ialah :

a) Berkurangnya waktu untuk melakukan kegiatan lain yang diperlukan untuk memperkembangkan aspek kepribadiannya, misalnya pergaulan, olah raga dan kesenian.
b) Pada waktu anak mengikuti kelas biasa, ia merasa bosan dan pada anak-anak yang masih kecil, kemungkinan mengganggu teman-temannya bertambah.
c) Di kelas biasa anak tidak terlatih bersaing dan bekerja keras untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

2) Model B
Pada model ini anak mengikuti kelas biasa tetapi tidak seluruhnya (bisa 75%, 60%, 50%) dan ditambah dengan mengikuti kelas khusus.

Jumlah jam pelajaran tetap dan hal ini menguntungkan anak sehingga ia masih mempunyai waktu untuk melakukan dalam mengembangkan aspek-aspek kepribadiannya.

Keuntungan lain ialah jumlah jam belajar. yang cukup lama di kelas khusus (meskipun mungkin kelas mini) masih memperoleh kesempatan bersaing dengan teman-teman yangmempunyai potensi berbeda.

Kerugian pada anak sendiri ialah seperti pada model A yakni ketika berada di kelas bisatumbuh perasaan bosan dan mungkin mengganggu semua mata pelajaran adalahmudah akibat mudah tumbuhnya perasaan sombong dan terlalu percaya diri.

3) Model C
Pada model ini semua anak berbakat dimasukan dalam kelas secara penuh. Kurikulum dibuat secara khusus demikian pula guru-gurunya. Keuntungan pada model ini ialah mudah mengatur pelaksanaannya dan pada murid sendiri merasa ada persaingan dengan teman-temannya yang seimbang kemampuannya dan jumlah pelajaran serta kecepatan dalam menyelesaikan suatu mata pelajaran bisa disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan anak. Kerugian akan terjadi pada anak-anak normal yang sebaya, sehinga proses sosialisasi di sekolah menjadi berkurang. Perlakuan istimewa oleh pihak sekolah dan guru-guru mudah menimbulkan perasaan harga diri yang berlebihan (superiority Complex) Karena dalam kenyataannya ia berada dalam kelas yang eksklusif.

4) Model D
Pada model ini, merupakan sekolah khusus yang hanya mendidik anak berbakat. Dari sudut administrasi sekolah jelas mudah diatur. Tapi dari sudut anak banyak kerugiannya karena dengan mengikuti pendidikan sekolah khusus, anak terlempar jauh dari lingkungan sosialnya dan menjadi anggota kelompok sosial khusus dan istimewa. Perkembangan aspek kepribadian sangat mengkhawatirkan karena kurangnya kemungkinan untuk mendefinisasikan aspek-aspek kepribadian seluas-luasnya. Dalam hal ini bisa dicapai melalui pergaulan yang luas dan bervariasi, nilai sebagai anggota masyarakat, ia akan mudah merasa sebagai anggota masyarakat dengan kelas dan tingkatan tersendiri dan sulit menyesuaikan diri.

Beberapa kegiatan dalam implementasi kurikulum bidang studi tertentu.

Beberapa kegiatan khusus akan diuraikan secara kongkrit sebagai sampel (contoh-contoh) program dalam menjalankan kurikulum anak berbakat di SD.

a. Membaca

Mata pelajaran yang paling mudah dipenuhi dan paling banyak manfaatnya adalah memberikan bacaan-bacaan yang sangat berguna dan memberikan pendalaman tentang masalah yang diminatinya.

Seandainya sekolah tidak mempunyai perpustakaan, maka materi dapat diambil dari perpustakaan lembaga lain. Selain itu pemberian bacaan itu dapat dibarengi dengan tugas memberikan komentar dan catatan tentang buku tersebut. Juga "display" tentang materi bacaan yang dikumpulkan dari surat kabar, majalah atau sumber lain. (clipping) tentang topik-topik yang lagi "hangat" dibicarakan di sekolah atau masyarakat banyak membantu. Meskipun anak berbakat gemar membaca, tidak semua masalah dijangkau oleh minatnya. Pengarahan terhadap topik-topik yang relevan perlu diperhatikan gurunya. Demikian pula majalah yang tidak merusak pembentukan kepribadiannya merupakan masalah cukup penting. Pengarahan terhadap catatan, komentar, sugesti yang bagaimana harus diberikan anak berbakat terhadap bacaan berasal dari guru, umpamanya diarahkan; sesudah selesai membaca, beritahu karakter mana yang paling kau sukai atau kagumi dan mengapa ?. Tokoh mana yang paling tidak di sukai dan mengapa ?. Apakah dalam buku itu ada deskripsi Jelas tentang pribadinya secara nyata atau hanya disimpulkan dari kejadian-kejadian yang diceritakan. Moral apa yang terkandung dalam buku tersebut. Pengayaan melalui pelajaran membaca dapat juga dilaksanakan dalam kelompok kecil untuk memperoleh "interaksi yang hidup" dengan teman sebaya.

b. Menulis Kreatif (mengarang)

Kehidupan imaginasi anak berbakat biasanya sangat aktif dan mengarang merupakan sesuatu yang biasanya gemar dilakukannya. Namun ada anak berbakat yang cenderung minatnya ke ilmu pengetahuan alam (I PA) kadang memperoleh kesukaran dalam menyatakan dirinya, meskipun ide-ide dirinya banyak.

Mengarang adalah suatu sarana yang dalam memperoleh keterampilan menyatakan dirinya.

Kebimbangan memilih judul yang sesuai dapat dipancing dan diarahkan melalui.

1) Gambar seseorang atau sesuatu yang diperhatikan
2) "Passage" dalam bacaan seperti "Penerbang roket mengambil tempat duduknya dalam kapsul, menunggu tanda keberangkatannya .

c. Ilmu Pengetahuan Sosial

Pelajaran Sejarah, Pendidikan Kewarga-negaraan (PPKn), dan Ilmu Bumi dapat dikaitkan dengan membaca dan mempelajari berbagai tajuk sejarah maupun ilmu bumi melalui berbagai bacaan.Integrasi dari kedua bacaan ini memungkinkan pendalaman suatu penguasaan yang kongkrit dalam kaitan dengan kedua pelajaran tersebut. Juga menyuruh anak berbakat menemui beberapa tokoh tua di tempat tinggalnya untuk menanyakan peranan dalam perang kemerdekaan kita, dan memungkinkan kaitannya dengan PPKn. Suatu pameran tentang mata uang logam kuno dari negeri sendiri atau negara lain, tata cara pakaian, alat perang dan benda lain dari masa lalu serta pembangunan kini dapat menghidupkan sejarah, ilmu bumi dan PPKn secara integral.

Kejadian aktual seperti perjuangan bangsa Asia dan Afrika, perubahan dalam sistem transportasi, penemuan baru seperti "concorde" dan sebagainya, dengan sendirinya merupakan hal-hal yang akan sangatmenumbuhkan motivasi belajaranak berbakat.

Mata pelajaran lain seperti politik, ekonomi, antropologi sosiologi dan psikologi dapat diberikan secara ilmiah populer. Umpamanya masalah "Intel-group relation" adalah suatu topik yang dapat diperdalam dalam menggunting surat kabar atau majalah mengenai contoh konflik ada atau kerjasama dari kelompok tertentu. Demikian juga kejadian aktual seperti pemilu merupakan permasalahan politik yang dapat dijelaskan dalam kaitan dengan pemerintah. Suatu aktivitas longitudinal dalam hubungan denganekonomi adalah investasi dalam bidang bisnis yang berhubungan dengan usaha sekolah.

Demikian juga suatu masalah antropologi perlu dijelaskan melalui ensiklopedi, misalnya karakteristik mana dalam masyarakat kita yang bersifat universal?

d. IPA dan Pendidikan Kesehatan

Keterampilan proses (proses skills) dalam IPA pada akhir abad ini telah digalakan sebagai metodologi IPA yang membantu anak didik mengaitkan IPA dengan dasar kehidupan. Dalam memecahkan masalah IPA bukan lagi menghapal hukum dan aksioma saja, tetapi pengembangan aktivitas dan eksperimen yang membantu anak didik memperoleh keterampilan mengamati, mengelola, meramalkan suatu gejala serta menilai proses tersebut. Dalam hubungan dengan ini berbagai lomba ilmiah dapat diselenggarakan, atau mengadakan seminar para ahli di bidang IPA dan Kesehatan.

e. Matematika

Untuk mencari jalan terpendek atau termudah dalam menyelesaikan suatu soal matematika patut dilakukan anak berbakat. Pemahaman terhadap hubungan angka dengan membandingkan berbagai metode perkalian, pengurangan atau penambahan merupakan sesuatu yang menarik anak berbakat. Persoalan matematika yang dikaitkan dengan cerita akan sangat melatih keterampilannya.

Demikian pula teka-teki angka akan banyak memberi kesempatan melatih keluwesan kemampuan berhitung.

f. Kesenian dan Bahasa

Kreativitas anak berbakat dalam berbagai jenis kesenian dapat kesempatan berkembang dan mudah dikaitkan dengan perkembangan bahasa (umpama drama, deklamasi), Tetapi ada juga kegiatan kesenian yang secara khusus memperkaya perkembangan kesenian tertentu, seperti musik (band sekolah), melukis, membatik dan lain-lain. Kreativitas merupakan satu ciri khas dari anak berbakat. Kreativitas dapat diarahkan melalui berbagai kegiatan positif dan menantang.

g. Metode belajardan guru

Metode belajar yang paling cocok untuk anak berbakat adalah belajar melalui kelompok kecil atau individual. Bila anak berbakat harus belajar dalam kelas besar, maka prinsip pendekatan full-out enrichment dan akselerasi harus menjadi dasar untuk pengembangan pada perbedaan potensinya. Beberapa persyaratan yang diperlukan guru ialah guru harus seseorang yang memiliki intelegensi tinggi dan mempunyai minat luas dalam berbagai bidang. Minat guru yang ada harus dapat disampaikan dengan baik yang dimiliki orang lain. Keinginan guru belajar mendalami ilmu bersama murid terus menerus merupakan syarat lain yang harus dipenuhi guru anak berbakat.

Bagaimana Pendidikan anak Berbakat dalam Konteks Pendidikan Indonesia

Pembinaan bakat dan prestasi berkualitas tinggi penting bagi kelangsungan hidup serta kejayaan bangsa. Hal ini berarti bahwa pendidikan anak berbakat harus berangkat dari landasan konseptual filisofis yang sama untuk digunakan dalam pendidikan biasa. Sebagaimana halnya dengan anak-anak yang mengalami hambatan (handicap) anak berbakat perlu mendapat layanan yang berbeda dari yang diberikan kepada anak-anak. pada umumnya untuk memungkinkan mereka mewujudkan potensinya secara maksimal.

Di Indonesia sampai saat ini layanan khusus untuk anak-anak berbakat yang dimaksud praktis belum ada, meskipun pemikiran ke arah itu telah pernah dirintis, salah satunya pemberian beasiswa (T. Raka Joni,1982).

Tinjauan sekilas di sejumlah negara lain memberikan gambaran yang tidak terlalu jauh berbeda, perhatian jauh lebih banyak ditujukan kepada anak-anak yang mengalami hambatan, bukan kepada anak-anak berbakat istimewa. Dan apabila kita ingin mulai merintis layanan khusus yang dimaksud, maka seharusnya kerangka acuan dengan wawasan ke pendidikan yang lebih luas, perlu dimantapkan terlebih dahulu, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti berikut ini

1) Apakah yang dimaksud dengan bakat (istimewa) itu Apa bidang-bidangnya, dan bagaimana diungkapkannya?
2) Untuk apa, baik dilihat dari segi individu maupun dari segi pemerintah dan masyarakat, bakat-bakat istimewa tersebut terbina?
3) Bagaimana pembuatan bakat yang dimaksud dilaksanakan? Perlukah dilakukan penetapan urutan prioritas? Apa isi program pembinaannya dan apa pula persyaratan sarana, prasarana serta personelnya? Bagaimana program tersebut diorganisasikan serta diadministrasikan sehingga dapat tercapai tujuan dengan efektiftetapi efisien?
4) Bagaimana kita bisa tahu bahwa prediksi prestasi berkualitas tinggi yang dibuat itu efektif? Bagaimana kita tahu bahwa program pembinaan bakat istimewa itu berhasil? Apa indikator keberhasilannya?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mudah-mudahan pemikiran untuk mewujudkan lembaga pendidikan anak berbakat bisa terwujud. Tentu saja disesuaikan dengan kondisi yang ada di masyarakat dan pemerintah Indonesia. Demikianlah uraian yang menggambarkan anak berbakat, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

Sumber : www.depdiknas.go.id

| | Comments: (0)

Siswa Tunanetra Kesulitan Ujian,

Metrotvnews.com, Kuningan: Banyak tunanetra di Kuningan, Jawa Barat, kesulitan mengikuti ujian nasional tingkat menengah pertama, Senin (29/3) pagi. Mereka kesulitan membaca soal bergambar.

Fahruroji dan Budi Bagus, siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Perwari Kuningan, misalnya. Keduanya tetap kerepotan walau soal ujian dicetak dengan hurup timbul atau Braille.

SLB Perwari mengirimkan lima siswa untuk mengikuti ujian. Selain Fahruroji dan Budi, tiga siswa lain penderita tunarungu ikut ujian. Ujian dilangsungkan di sekolah, tapi dijaga pengawas dari sekolah lain.(*****)

| | Comments: (0)

Menkum dan HAM Geram Temukan Perempuan Buta Dipenjara karena Ganja

Metrotvnews.com, Medan: Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkum dan HAM) Patrialis Akbar menemukan seorang perempuan tunanetra yang menjadi narapidana 15 tahun karena dituduh sebagai pengedar ganja. Hal itu ditemukan Menkumham saat melakukan kunjungan kerja ke Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Medan, Sumatra Utara (Sumut), Jumat (30/4).

Mendapatkan temuan itu, Patrialis Akbar geram dan langsung melaporkan ke staf ahli presiden.

"Saya sudah melaporkan ke presiden atas temuan ini," kata Patrialis yang tidak bisa menahan rasa geram atas temuan itu.

Narapidana tersebut bernama Warsiam, 50, yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat di rumahnya di Kampung Sidorukun, Jalan Baru, Bila Hulu, Labuhan Batu. Bahkan suaminya yang sama-sama tunanetra, M Nuh, 46, divonis 18 tahun penjara, hingga ketiga anak mereka saat ini telantar.

Menkum dan HAM mempertanyakan bagaimana mungkin seseorang yang tuna netra dituduh menjadi pemilik ganja. "Dia sendiri buta, jadi bagaimana tahu bahwa itu adalah ganja," katanya.

Karena itu, dirinya akan melaporkan temuan itu ke Kapolri dan Kejaksaan Agung (MA) serta ke Mahkamah Agung (MA).

"Pihak Polri sebagai penyidik, kejaksaan sebagai penuntut, dan MA sebagai yang menjatuhkan vonis," katanya.

Patrialis juga akan meminta MA untuk mengabulkan grasi terhadap kedua narapidana itu.

"Saya akan minta supaya mereka dibebaskan," katanya.

Warsiam mengaku dirinya tidak mengetahui adanya barang terlarang itu pada Juni 2007.

"Saya sama sekali tidak tahu yang namanya ganja," katanya.

Peristiwa penggerebekan rumahnya terjadi pada dinihari seusai dirinya melayani tamu untuk dipijat. Penggerebekan dilakukan petugas Polsek Aek Batu, Labuhan Batu, Sumut. Selanjutnya mereka diadili di Pengadilan Negeri Rantau Prapat. M Nuh divonis 18 tahun penjara dan Warsiam 15 tahun.(Ant/DSY)

| | Comments: (0)

Penyandang Tuna Netra Tuntut Kehidupan Lebih Baik

Metrotvnews.com, Depok: Keinginan untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang layak bukan hanya diminati masyarakat yang memiliki jasmani normal. Para penyandang tuna netra di Depok, Jawa Barat, memiliki keinginan yang kuat untuk bekerja. Selama ini para penyandang tuna netra umumnya hanya memiliki mata pencaharian dan keahlian sebagai tukang pijat.

Dalam sebuah pengajian rutin yang diadakan di sebuah rumah di Kelurahan Sukamaju, Depok, para penyandang tuna netra ini melakukan aktivitas rutinnya selain memijat. Tak banyak memang. Namun dibalik aktivitas rutin itu, mereka juga ingin beraktivitas lain.

Menurut Dawan Nurohman, Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia Kota Depok, himpitan hidup serta kemajuan zaman mendesak mereka untuk meraih cita-cita. Yakni hidup yang layak dan mendapat pekerjaan yang baik. Sejauh ini Pemerintah Kota Depok menurutnya belum memberikan perhatian khusus tentang keinginan para penyandang tuna netra ini. Padahal mereka harus dihadapkan pada desakan ekonomi.

Menanggapi keluhan Dawan Nurohman dan kawan-kawan, Pemkot Depok melalui Wakil Wali Kota Yuyun Wirasaputra berjanji akan memfasilitasinya. Selain diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga Depok, penyediaan fasilitas kerja bagi kaum tuna netra diharapkan bisa menciptakan sumber daya manusia yang terampil.(Sidharta Agung/RIZ)

| | Comments: (0)

Serunya Arung Jeram para Tuna-netra di Magelang

Metro Siang

Metrotvnews.com, Magelang: Keterbatasan fisik, kembali, terbukti tak pernah menghalangi para tuna-netra atau diffable untuk berkarya. Di Magelang, Jawa Tengah, sejumlah tuna-netra nekat mengarungi derasnya air sungai dalam arung jeram yang pertamakali digelar untuk tuna-netra.

Acara dilangsungkan di Sungai Elo. Dinginnya sungai, tinggi rendahnya arus, jalan yang berkelok-kelok, penuh bebatuan, tak mengurangi niat para tuna-netra untuk sampai pada tujuan akhir. Jatuh dari perahu karet dan basah kuyuppun tak menjadi masalah. Apalagi tertumbuk batu karena tak bisa melihat jalan.

Sungai sepanjang kurang lebih 15 kilometer ini diarungi para tuna-netra dengan sangat antusias. Mereka menikmati olahraga yang mempunyai banyak tantangan ini. Sungai Elo memang terkenal sebagai sungai wisata yang digunakan sebagai tempat arung jeram, bagi para pecinta alam di Magelang. Sudah puluhan kali lomba arung jeram dilakukan di sungai ini.

Arung jeram ini memang dilakukan sebagai bagian dari hiburan. Setelah usai, sambil meminum seteguk air kelapa untuk melepas lelah, para tuna-netra saling pijit karena pegal-pegal setelah mengarungi sungai. Arung jeram ini menjadi pengalaman baru para tuna-netra di Magelang.(DSY)

| | Comments: (0)

Penyandang Tuna Netra Tuntut Kehidupan Lebih Baik

Metrotvnews.com, Depok: Keinginan untuk mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang layak bukan hanya diminati masyarakat yang memiliki jasmani normal. Para penyandang tuna netra di Depok, Jawa Barat, memiliki keinginan yang kuat untuk bekerja. Selama ini para penyandang tuna netra umumnya hanya memiliki mata pencaharian dan keahlian sebagai tukang pijat.

Dalam sebuah pengajian rutin yang diadakan di sebuah rumah di Kelurahan Sukamaju, Depok, para penyandang tuna netra ini melakukan aktivitas rutinnya selain memijat. Tak banyak memang. Namun dibalik aktivitas rutin itu, mereka juga ingin beraktivitas lain.

Menurut Dawan Nurohman, Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia Kota Depok, himpitan hidup serta kemajuan zaman mendesak mereka untuk meraih cita-cita. Yakni hidup yang layak dan mendapat pekerjaan yang baik. Sejauh ini Pemerintah Kota Depok menurutnya belum memberikan perhatian khusus tentang keinginan para penyandang tuna netra ini. Padahal mereka harus dihadapkan pada desakan ekonomi.

Menanggapi keluhan Dawan Nurohman dan kawan-kawan, Pemkot Depok melalui Wakil Wali Kota Yuyun Wirasaputra berjanji akan memfasilitasinya. Selain diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga Depok, penyediaan fasilitas kerja bagi kaum tuna netra diharapkan bisa menciptakan sumber daya manusia yang terampil.(Sidharta Agung/RIZ)

| | Comments: (0)

Kejuaraan Sepakbola Tunanetra


Metro Sports / Olahraga

Metrotvnews.com, Buenos Aires: Olahraga sepakbola ternyata tidak hanya menjadi milik mereka dengan kondisi fisik sempurna. Buktinya, baru-baru ini, tengah digelar kejuaraan sepakbola tingkat dunia bagi tunanetra di Buenos Aires, Argentina.

Kejuaraan diikuti beberapa negara. Tapi, seperti pada sepakbola untuk mereka yang normal, Brazil dan Argentina tetap menjadi favorit. Walau tak melihat, pemain Brazil dan Argentina tetap memiliki kemampuan mengolah bola di atas rata-rata pemain negara lain.

Prediksi itu bukan tanpa dasar. Buktinya di pertandingan awal Brazil berhasil mencukur Uruguay empat gol tanpa balas. Sementara di pertandingan lain Argentina membekuk Paraguay, 2-0.(*)

| | Comments: (0)

Peserta Ujian Tunanetra Sulit Kerjakan Soal Bahasa Inggris


Sosbud / Selasa, 23 Maret 2010 16:20 WIB

Metrovnews.com, Serang: Peserta ujian nasional tunanetra dan tunarungu di Serang, Banten, Selasa (23/3), mengaku kesulitan mengerjakan ujian bahasa Inggris. Padahal, guru pengawas telah menambah waktu setengah jam.

Para peserta ujian tersebut terdiri tiga peserta tunanetra dan empat tunarungu. Mereka merupakan siswa dari sekolah khusus. Pada ujian hari kedua hari ini, mereka kesulitan untuk mengerjakan soal.

Setelah berunding, guru pengawas akhirnya bersedia menambahkan waktu sebanyak 30 menit. Kendati demikian, para peserta tetap mengalami kesulitan. Sistem pengawasan peserta khusus ini tetap sama dengan peserta ujian lain. Mereka tetap diawasi oleh dua guru pengawas. (Wibowo Sangkala/**)

| | Comments: (0)

Enam siswa tunanetra

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Enam siswa tunanetra di Yogyakarta, hari ini Senin (22/3), mengikuti Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas. Mereka mengerjakan soal dengan huruf braile yang disediakan oleh panitia penyelenggara.

Fuad Gufron dan Dyah Witasoka, pelajar di SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta, menjalani ujian nasional dengan menempati ruang khusus. Selain itu, keduanya dipandu oleh panitia dalam mengerjakan soal.

Keduanya mengaku telah menyiapkan diri dalam menghadapi UN. Fuad misalnya, kerap mengikuti berbagai pelajaran tambahan baik di sekolah maupun di luar sekolah agar dapat lulus dan melanjutkan kuliah.

Di Yogyakarta, sedikitnya 41 ribu siswa SMA/SMK hari ini mengikuti ujian nasional. Selain itu, terdapat 21 siswa inklusi atau berkebutuhan khusus, turut dalam UN tahun ini.(Fatih Gama/**)
http://metrotvnews.com
| | Comments: (0)

Gadis Tunanetra Diperkosa Ayah Tir

i
Gadis Tunanetra Diperkosa Ayah Tiri


Metrotvnews.com, Banda Aceh: Seorang gadis tunanetra di Banda Aceh, Nanggroe Aceh darussalam, mengaku diperkosa oleh ayah tirinya hingga enam kali. Korban yang sehari-hari mengemis itu pun mengaku sering dipukuli ibunya, jika ia membawa sedikit uang dari mengemis.

Hal tersebut terungkap setelah CE--korban--yang berusia 17 tahun melaporkan kasus tersebut ke Markas Kepolisian Wilayah Kota Besar Banda Aceh, Rabu (21/4). CE datang didampingi aktivis perempuan.

CE menuturkan, dirinya diperkosa sebanyak enak kali sejak tahun 2004 silam. Ia tidak berani melapor karena diancam ayah tirinya. Ayahnya kerap melakukan tindak kekerasan, seperti memukuli korban. Perlakuan kasar dan keras pun diterima CE dari ibunya. Ia akan dipukuli jika hanya membawa uang sedikit dari hasil mengemis.

Tidak tahan atas perlakuan ayah tiri dan ibu kandung, CE akhirnya mengadukan kejadian pemerkosaan tersebut kepada seorang temannya yang juga pelayan sebuah warung. Dari sanalah, beberapa aktivis perempuan membawa korban ke Poltabes Banda Aceh untuk melaporkan kebiadaban ayah tiri korban. Kini kasus pemerkosaan gadis tunanetra ini telah ditangani Poltabes Banda Aceh.(Hendra Saputra/DSY)
| | Comments: (0)

utis dan Tunagrahita, Tak Sama dan Memang Beda

utis dan Tunagrahita, Tak Sama dan Memang Beda

HATI-hati memberikan layanan pendidikan terhadap anak-anak yang sulit berkomunikasi. Keliru pendekatan dan terapi sangat berisiko menghambat perkembangan intelegensia anak.

Selama ini, anak yang sulit berkomunikasi dan menahan emosi cenderung dicap tunagrahita. Itu karena kurangnya pemahaman utuh tentang apa yang disebut anak-anak berkebutuhan khusus.

“Bisa jadi, anak yang bergejala demikian tergolong autisme. Antara autisme dan tunagrahita terdapat perbedaan mendasar sehingga perlakuan yang diberikan pun harus berbeda,” ujar Mudjito, Direktur Pendidikan Luar Biasa Depdiknas di sela-sela seminar “Memahami dan Mencari Solusi Kesulitan Belajar pada Anak Autisme” di Depok, Jawa Barat, Sabtu (26/2).

Menurut Mudjito, autisme ialah anak yang mengalami gangguan berkomunikasi dan berinteraksi sosial serta mengalami gangguan sensoris, pola bermain, dan emosi. Penyebabnya karena antarjaringan dan fungsi otak tidak sinkron. Ada yang maju pesat, sedangkan yang lainnya biasa-biasa saja. Survei menunjukkan, anak-anak autisme lahir dari ibu-ibu kalangan ekonomi menengah ke atas. Ketika dikandung, asupan gizi ke ibunya tak seimbang.

Adapun tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dan keterbelakangan mental, jauh di bawah rata- rata. Gejalanya tak hanya sulit berkomunikasi, tetapi juga sulit mengerjakan tugas-tugas akademik. Ini karena perkembangan otak dan fungsi sarafnya tidak sempurna. Anak-anak seperti ini lahir dari ibu kalangan menengah ke bawah. Ketika dikandung, asupan gizi dan zat antibodi ke ibunya tidak mencukupi.

“Sepintas, anak-anak autis dan tunagrahita memang sama-sama sulit berkomunikasi. Tetapi, dalam perkembangannya, pada situasi tertentu anak-anak autis bisa lebih cerdas membahasakan sesuatu, melebihi anak-anak normal seusianya,” tambah Mudjito.

DALAM seminar yang menampilkan drg Sri Utami Soedarsono (Direktur Pelita Hati, Pusat Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus) serta Ery Soekresno Psi (konsultan anak berkebutuhan khusus) tersebut, terungkap bahwa istilah autisme berasal dari kata autos yang berarti diri sendiri dan isme yang berarti aliran. Autisme berarti suatu paham yang tertarik hanya pada dunianya sendiri.

Penyebab autis sangat kompleks, tak lepas dari faktor genetika dan lingkungan sosial. Awal Februari lalu, para ilmuwan yang bertemu pada “Autism Summit” di California, Amerika Serikat (AS), sepakat bahwa gejala autisme disebabkan oleh interaksi sejumlah gen dengan faktor-faktor lingkungan yang belum teridentifikasi.

Mengutip International Herald Tribune (10/2), Mudjito menguraikan, ditemukan sedikitnya dua indikasi autisme pada bayi baru lahir. Pertama, zat putih pada otak-yang berisi serat-serat penghubung neuron di wilayah terpisah dalam otak-berkembang hingga 9 bulan, kemudian berhenti. Pada usia 2 tahun, zat putih ini ditemui secara berlebihan di lobes bagin depan, cerebellum, dan wilayah asosiasi di mana terjadi pemrosesan tingkat tinggi.

Kedua, lingkaran kepala bayi baru lahir lebih kecil daripada rata-rata lingkaran kepala bayi baru lahir pada umumnya. Pada usia 1-2 bulan, tiba-tiba otaknya tumbuh dengan pesat. Hal serupa terjadi pada usia 6 bulan-2 tahun. Pertumbuhan ini lalu menurun pada usia 2-4 tahun. Ukuran otak anak autis berusia 5 tahun lebih kurang sama dengan ukuran otak anak normal berusia 13 tahun.

Beberapa teori lain juga mengungkapkan, autisme juga dapat disebabkan oleh virus seperti rubella, toxo, herpes, jamur, nutrisi buruk, perdarahan, dan keracunan makanan saat hamil. Hal itu menghambat pertumbuhan sel otak pada bayi sehingga fungsi otak pada bayi yang dikandung terganggu, terutama fungsi pemahaman, komunikasi, dan interaksi.

Terkait dengan nutrisi, Mudjito menunjuk pola hidup pada masyarakat kota turut mendukung potensi lahirnya anak autis. Misalnya, mengonsumsi makanan dan minuman tanpa pengendalian mutu, termasuk makanan cepat saji. Bisa juga karena sayur dan buah yang dikonsumsi mengandung zat pestisida.

Tak pelak, prevalensi (peluang terjadinya) autisme sangat pesat. Tahun 1980-an, di AS, dari hanya 4-5 anak yang autis per 10.000 kelahiran naik menjadi 15-20 per 10.000 kelahiran pada tahun 1990-an. Tahun 2000-an, sudah mencapai 60 per 10.000 kelahiran.

Belum ada data tentang prevalensi autisme di Indonesia. Namun, mengingat pola hidup kurang sehat di negara maju pun sudah merambah masyarakat kota-kota besar di Indonesia, fenomenanya diyakini mirip AS. “Di sekolah- sekolah luar yang berada di kota besar, tidak sulit menemukan anak autis. Di pedalaman, hampir tidak ditemukan,” papar Mudjito.

Ia menghargai maraknya inisiatif lembaga sosial di tiap kota yang membuka layanan pendidikan khusus bagi autisme. Apalagi pola pendekatannya cenderung menyeluruh, termasuk aspek medis.

AUTISME hanyalah satu dari delapan jenis kelainan gejala khusus yang menjadi sasaran layanan pendidikan khusus, yang kini dikembangkan pemerintah dan masyarakat. Jenis-jenis kelainan lainnya mencakup tunanetra (gangguan penglihatan), tunadaksa (kelainan pada alat gerak/tulang, sendi, dan otot), tunagrahita (keterbelakangan mental), dan tunalaras (bertingkah laku aneh).

Badan Pusat Statistik mencatat, saat ini sekitar 1,5 juta anak di Indonesia yang mengalami kelainan seperti itu. Namun, karena terbatasnya sarana pendidikan luar biasa, baru sekitar 50.000 anak yang mengenyam pendidikan. Sesuai Deklarasi Salamanca 1994 dan UU Sistem Pendidikan Nasional, anak berkelainan khusus harus mendapatkan pendidikan setara dengan anak-anak lainnya.

Oleh karena itu, pemerintah menggalakkan model pendidikan inklusi, di mana sekolah umum bisa memberikan layanan pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus, terpadu dengan siswa pada umumnya. Sayangnya, pengadaan guru khusus untuk pendidikan layanan khusus masih sulit dipenuhi. Tahun ini, dari 75.000 kuota pengangkatan pegawai negeri sipil untuk guru, hanya 500 guru sekualifikasi itu yang terangkat. Padahal, secara nasional masih dibutuhkan 1.500.

Jika secara totalitas anak berkebutuhan khusus saja sulit terlayani, apalagi anak autis, yang selama ini cenderung dicap tunagrahita. (nasrullah nara) sumber: kompas