| | Comments: (0)

Tokoh Besar Muncul dari Anak Hiperaktif

Tokoh Besar Muncul dari Anak Hiperaktif

Nurul Ulfah - detikHealth


img
Kurt Cobain (Foto: learningmatters)
Dublin, Perilaku hiperaktif atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering dikaitkan dengan kenakalan. Namun di balik penyakit tersebut ada potensi kreatif yang luar biasa. Beberapa tokoh ternama di dunia yang sejak kecilnya punya penyakit itu terbukti menjadi orang sukses saat dewasa.

Penyakit ADHD sering dihubungkan dengan sifat nakal, tidak mau diam, tidak bisa fokus dan lainnya. Menurut para pakar, satu dari 11 anak-anak berisiko menderita ADHD.

Namun Prof Michael Fitzgerald dari Trinity College, Dublin percaya bahwa seorang anak yang memiliki penyakit ADHD, suatu hari bisa menjadi orang sukses jika diarahkan dengan baik.

Seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (5/2/2010), beberapa tokoh besar dunia yang sewaktu kecilnya memiliki penyakit ADHD seperti Lord Byron, Sir Walter Raleigh dan Kurt Cobain terbukti menjadi orang yang kreatif.

Lord Byron adalah seorang penyair Inggris yang juga berperan dalam kemerdekaan Yunani. Pada tahun 1823, ia mengumpulkan tentara untuk membantu bangsa Yunani merebut kemerdekaan dari Turki Utsmani. Ketika kembali pada tahun 1892, ia menerbitkan syair Childe Harold yang melukiskan petualangannya.

Sementara itu Sir Walter Raleigh adalah seorang penulis, penyair, dan penjelajah berkebangsaan Inggris. Ia berperan merintis jalan bagi kolonisasi Britania Raya di Amerika Utara pada akhir abad ke-16. Dan Kurt Donald Cobain adalah seorang penyanyi, penulis lagu dan gitaris dalam band grunge dari Seattle, Nirvana.

Penyakit ADHD yang mereka derita sejak kecil ternyata menyumbangkan kreativitas yang besar saat dewasa, terutama dalam meningkatkan kemampuan otak kanannya. Prof Fitzgerald rencananya akan membahas hubungan antara ADHD dan kreativitas dalam Royal College of Psychiatrists’ Faculty of Academic Psychiatry at Keele University.

ADHD adalah penyakit kelainan otak dimana otak tidak dapat memproduksi bahan kimia tertentu yang berfungsi untuk mengorganisasikan pikiran-pikirannya. Tanpa adanya bahan kimia tersebut maka proses pengorganisasian di otak tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dan inilah yang membuat gejala ADHD pada anak-anak.

Gejala ADHD umumnya yaitu sulit menerima sebuah perintah, sulit memusatkan perhatian terhadap suatu bentuk pekerjaan di rumah atau di sekolah, mudah kehilangan barang yang dimilikinya, terlihat mengucilkan diri seakan sulit untuk bersosialisasi, pelupa, sering resah atau gelisah, suka berlarian atau memanjat secara tidak terduga, menjawab pertanyaan tanpa dipikir terlebih dahulu atau ceplas-ceplos, tidak dapat duduk dengan diam, terlalu banyak bicara dan lainnya
| | Comments: (0)

Terapi Lumba-lumba Ketika Lumba-lumba Menjadi Dokter Autis


Terapi Lumba-lumba
Ketika Lumba-lumba Menjadi Dokter Autis
Deden Gunawan - detikNews

Foto: Deden/Detikcom
Pulau Seribu - Akbar begitu senang ketika dua lumba-lumba menghampirinya di pinggir kolam renang. Tanpa takut bocah berusia 10 tahun tersebut langsung mengusap moncong ikan itu sambil menyapanya. Begitu ikan itu berenang kembali, Akbar menepuk-nepuk air supaya mamalia laut itu datang kembali.

Akbar adalah seorang anak autis. Siang itu dia bermain bersama lumba-lumba didampingi Chandra, seorang petugas dari Therapy Dolphin Clinic, di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu. Di kolam seluas 13x8 meter itu Akbar sedang menjalani proses terapi lumba-lumba.

Chandra mengatakan, terapi lumba-lumba sangat efektif untuk penyembuhan autis. Ternyata, lumba-lumba mengeluarkan gelombang sonar yang bisa memperbaiki permasalahan di urat syaraf manusia.

"Dengan lumba-lumba, selain anak autis bisa diterapi, mereka juga bisa bermain-main sehingga menjadi rileks saat diterapi," jelas Chandra kepada detikcom, Minggu (21/3/2010).

Dalam proses terapi yang berlangsung selama 30 menit di kolam yang tertutup tersebut, pasien akan dilatih menghafal, fokus, serta bersosialisasi. Sebab, para penderita autis umumnya asyik dengan dunianya sendiri dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Pada awal terapi, si pasien belajar mengenal dekat dengan lumba-lumba. Sang terapis akan mengajari pasien memanggil dan memegang lumba-lumba. Hal ini dilakukan supaya pasien bisa mengingat lingkungan di sekitarnya dan belajar menuruti orang yang membimbingnya. Anak-anak penderita autis umumnya sulit menuruti panggilan orang tua atau orang lain, meskipun hiperaktif.

Tahap berikutnya, pasien berenang bersama lumba-lumba dengan memegang sirip ikan tersebut. Berenang bersama ini tujuannya agar pasien bisa berinteraksi dan belajar kalau bermain bersama juga mengasyikkan. Pada tahap ketiga, lumba-lumba akan mencium pasien pada bagian tertentu, terutama di depan dan belakang leher. Cara ini diharapkan mampu mengatasi gangguan syaraf pasien.

"Saat mencium leher pasien, gelombang sonar yang dimiliki lumba-lumba akan mengalir ke pusat syarat pasien. Gelombang sonar tersebut sangat bermanfaat untuk merenggangkan syaraf-syaraf yang tegang dan menormalkannya," tutur Chandra.

Sekalipun diyakini sangat bermanfaat dan efektif, terapi lumba-lumba ini tidak bisa dengan cepat menyembuhkan pasien autis. Butuh terapi rutin dan waktu yang cukup lama. Target Chandra, dalam setahun anak-anak penderita autisme sudah bisa berbicara. Setelah tiga tahun, anak autis sudah bisa mengenal dekat lumba-lumbanya.

"Akbar, kalau dulu susah sekali kalau dipanggil. Dia selalu diam dan mengacuhkan panggilan saya," jelas Fia, ibu kandung Akbar.

Menurut Fia, Akbar mulai menjalani terapi lumba-lumba sejak 2006 di Gelanggang Samudra, Taman Impian Jaya Ancol. Namun sejak September 2008, terapi ini dipindah ke Pulau Bidadari. Akbar mau tidak mau harus pergi ke pulau itu seminggu sekali demi menjalani terapi anaknya.

Fia mengeluh dengan dipindahkannya terapi tersebut ke Pulau Bidadari karena biaya pengobatan jadi membengkak. Untuk sekali berobat, Fia harus mengeluarkan uang Rp 550 ribu. Uang ini untuk biaya masuk ke Ancol, speedboat pulang pergi Ancol-Pulau Bidadari, dan tentu saja biaya terapi.

Padahal saat terapi masih dilakukan di Gelanggang Samudera, Fia cukup mengeluarkan biaya Rp 205 ribu untuk semua ongkos dalam sekali terapi. Akbar pun bisa diterapi seminggu dua kali.

"Kalaupun dokter menyuruh terapi 2 kali seminggu, Akbar hanya bisa sekali saja diterapi. Soalnya biaya yang harus saya keluarkan dua kali lipat dari sebelumnya," jelas Fia.

Sekalipun terapi ini sangat memberatkan ekonomi keluarganya, Fia masih tetap mempercayakan terapi anaknya di Pulau Bidadari. Hanya Pulau Bidadari saja yang memiliki terapi lumba-lumba. Selain itu, Akbar sudah berteman akrab dengan dua lumba-lumba yang menemaninya terapi.

Akbar hanyalah satu dari 60 anak-anak penderita autis yang biasa diterapi di Pulau Bidadari. Namun diakui Fia, hanya Akbar dan satu anak lagi yaitu Billy yang setiap minggu masih rutin terapi lumba-lumba.

"Mereka kebanyakan mengeluh karena tidak punya uang. Akbar saja bisa terapi seminggu sekali karena bantuan dari keluarga saya yang lain," pungkasnya.



| | Comments: (0)

Kelebihan Anak Autis yang Istimewa

Kelebihan Anak Autis yang Istimewa

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
ilustrasi (Foto: topnews)
Jakarta, Orangtua boleh saja bersedih jika anaknya mengalami autis, tapi jangan terlalu lama. Karena anak autis ternyata punya kelebihan istimewa yang bisa membuatnya mandiri.

Anak autis memiliki kelebihan visual yang kuat. Anak autis akan lebih mudah mengerti sesuatu dari gambar ketimbang hanya omongan. Kemampuan visual yang tinggi ini akan memudahkan anak belajar bersosialiasi.

Kelebihan visualisasi inilah yang harus dimanfaatkan orangtua untuk memberikan bekal mandiri. Anak autis susah mengerti jika hanya diajarkan dengan omongan.

Jika ingin memberitahu mengupil tidak boleh sembarangan, maka orangtua harus memperlihatkan gambar orang sedang mengupil yang disampingnya ada tanda silang (dilarang). Lalu diberi lagi gambar pembanding yang dibolehkan orang sedang mengupil di kamar atau kamar mandi yang disampingnya diberi tanda contreng (benar).

Contoh lain, jika ingin mengajak anak autis ke luar rumah seperti ke mal, maka beberapa hari sebelumnya diperlihatkan gambar mal dan seperti apa di dalamnya yakni eskalator, lift, toko dan lainnya. Itu dilakukan berulang-ulang sampai anak paham.

Anak autis bukan tidak bisa diajarkan disiplin, tapi pelajaran ini bisa dimulai sejak masih kecil. Berilah batasan-batasan tegas antara yang boleh dan tidak boleh, beri pujian jika anak berhasil melakukan hal baik.

Jika anak tidak bisa mengerti melalui ucapan, cobalah divisualisasikan dalam bentuk gambar. Hal ini harus dilakukan berulang-ulang dan penuh kesabaran.

"Jika orangtua tahu cara mengajarkan anak autis, maka hal ini akan menjadi salah satu hal yang menarik," ujar Gayatri Pamoedji, seorang pendiri MPATI (Masyarakat Peduli Autis Indonesia) dalam acara media briefing Memahami Autis, di Tea Addict, Jakarta, Rabu (31/3/2010).

Dalam mengajarkan kemandirian pada anak autis harus dilakukan secara bertahap dan tidak bisa langsung drastis karena anak autis juga membutuhkan masa transisi, orangtua bisa memulainya terlebih dahulu dengan segala kegiatan di kehidupan sehari-hari.

"Kemandirian ini bisa dimulai dari kehidupan sehari-hari si anak seperti bisa mengerti perintah sederhana, melakukan segala sesuatunya sendiri hingga nanti anak tumbuh menjadi dewasa dan diharapkan nantinya mereka bisa memiliki penghasilan sendiri," ujar perempuan yang memiliki anak autis dan tinggal di Australia.

Gayatri menambahkan jangan sekali-kali orangtua memiliki pemikiran anak autis tidak bisa diajari, tapi jika metode pengajaran yang diberikan berulang-ulang, setiap hari secara teratur, terstruktur serta bertahap, maka anak autis dapat tumbuh menjadi mandiri.

Selain itu siapkan terlebih dahulu anak sebelum dibawa keluar oleh orangtua, karena jika anak sudah siap untuk keluar maka kondisi ini tidak akan menjadi bumerang bagi orangtua.

"Banyak beberapa orangtua yang mengajak anaknya ke mal, padahal secara emosional anak belum siap untuk keluar. Akibatnya anak menjadi sangat hiperaktif dan menjadi tontonan orang-orang. Hal ini tentu akan menjadi bumerang bagi orangtua itu sendiri," tambahnya.

Jika orangtua ingin mengajak anaknya keluar, cobalah untuk melakukan simulasi dulu di rumah seperti memperlihatkan gambar mal seperti apa karena anak autis sangat kuat kemampuan visualnya.

Setelah itu beritahu anak apa saja yang akan dilihatnya di mal nanti dan apa yang boleh serta tidak boleh dilakukannya. Berikan pengertian seperti itu secara berulang-ulang. Setelah anak mengerti coba dulu berada di mal selama 5 menit, lalu secara bertahap waktunya ditambah.

Perempuan yang akrab disapa Yiyek ini menuturkan orangtua dari anak autis harus memiliki kesabaran yang tinggi, mau mencari tahu segala macam informasi serta mau melakukan sesuatu. Namun ada 3 M yang tidak boleh dimiliki oleh orangtua lakukan yaitu marah, mengeluh dan mengabaikan.
(ver/ir)
| | Comments: (0)

ADHD Bisa Terjadi Saat Dewasa

ADHD Bisa Terjadi Saat Dewasa

Vera Farah Bararah - detikHealth

www.detik.c


img
(Foto: adultadhdresources)
New York, Perilaku hiperaktif atau ADHD (attention-deficit hyperactivity disorder) selama ini lebih banyak ditemukan pada anak-anak. Tapi ternyata ADHD juga bisa dialami orang dewasa. Kenapa ADHD baru muncul saat dewasa?

Gejala ADHD pada orang dewasa antara lain:

  1. Kegelisahan
  2. Ketidaksabaran
  3. Sering mengalami keterlambatan yang kronis
  4. Kesulitan dalam hal terorganisir
  5. Fokus hanya bisa menyelesaikan satu masalah
  6. Impulsif (bertindak secara tiba-tiba).

Seseorang harus memperhatikan dan menyadari jika mengalami gejala-gejala seperti itu di dalam dirinya. Diperkirakan sekitar 4,4 persen orang dewasa Amerika Serikat atau hampir 10 juta orang memiliki ADHD, tapi kurang dari seperempatnya yang menyadarinya.

Orang dewasa kurang menyadari jika dirinya terkena ADHD karena mengira ADHD terjadi saat masih anak-anak, sehingga ketika gejala tersebut timbul mereka mengabaikannya.

Beberapa orang yang mengalami kondisi ini tidak menyadarinya saat masih remaja, sehingga banyak yang baru meyadarinya saat dewasa. Pada tahun 1980-an terapis mengakui bahwa gangguan ini ternyata bisa bertahan pada orang dewasa. Bahkan hingga kini, untuk mendapatkan diagnosis yang akurat masih sulit.

"ADHD seringkali bergandengan dengan depresi, kecemasan dan gangguan bipolar sehingga sulit untuk mengidentifikasi gejala mana yang timbul lebih dulu. Hal ini sangat memungkinkan seseorang diterapi akibat kecemasan atau depresi selama bertahun-tahun, namun tidak menyadari adanya ADHD," ujar Maria Solanto, direktur pusat AD/HD di Mount Sinai Medical Center, New York City, seperti dikutip dari Wallstreet Journal, Rabu (7/4/2010).

Orang dewasa dengan ADHD kemungkinan mengalami penyalahgunaan obat atau zat, kecelakaan, kesulitan untuk bekerja secara normal dan juga sulit dalam hal mempertahankan hubungan. Tapi mereka biasanya sangat cerdas, energik, karismatik, kreatif dan mampu fokus pada satu perhatian yang menarik baginya.

ADHD adalah gangguan fungsi eksekutif dari otak, yaitu ketidakmampuan untuk merencanakan, memulai sesuatu pada waktu yang tepat, menghilangkan satu langkah dan langsung mengakhirinya pada waktu yang tepat. Hal ini akibat tidak adanya keseimbangan neurotransmitter di otak.

"Kekacauan atau gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya telah membantu mereka untuk mendapatkan ide-ide inovatif. Hal ini sungguh menakjubkan dan melihat orang-orang tersebut sukses, meskipun memiliki ADHD," ujar Ivan K. Goldberg, psikiater di New York City.

Secara umum, ADHD bisa membuat hidup menjadi lebih sulit. Pada orang dewasa biasanya lebih memiliki masalah dalam hal memberikan perhatian, fokus dan prioritas, sehingga mengelola waktu dan uang menjadi sulit.

Kondisi ini dialami oleh Linda Hensens (46 tahun) seorang transcriptionis medis di Clayton, New York City, dirinya diketahui memiliki ADHD setelah seorang ahli bedah bariatic bertanya mengenai kebiasaan kerjanya.

"Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam di kursi, rasanya saya begitu gelisah dan selalu ingin bangun dari kursi," ujarnya.

Para ahli mengatakan ADHD bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika seseorang sesekali terlambat tentu tidak apa-apa, tapi jika selalu terlambat dan semakin kronis, kehilangan pekerjaan dan juga teman-temannya, memiliki kamar yang berantakan, sering mengalami kecelakaan atau tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, maka hal ini sudah menjadi masalah. Orang-orang ini bukan berarti tidak ingin melakukannya, tapi tidak mampu untuk melakukannya.

Tidak ada tes darah atau scan otak yang dapat mendiagnosis ADHD. Orang dicurigai memiliki ADHD setelah melakukan evaluasi secara menyeluruh. Setelah didiagnosis ADHD, kebanyakan ahli merekomendasikan perawatan melalui obat dan terapi perilaku.

Namun penggunaan obat-obatan harus hati-hati, karena jika dosisnya terlalu tinggi atau diberikan obat yang tidak tepat bisa membuat ia kehilangan sisi kreatifnya. Sementara obat-obatan tersebut dapat membantu ADHD menjadi lebih fokus, sedangkan terapi perilaku dapat membantunya melakukan sesuatu dengan tepat.
| | Comments: (0)

Ciri-ciri Kreativitas

Ciri-ciri Kreativitas

Menurut David Cambell ciri-ciri kreativitas ada tiga kategori:

  1. Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, penemuan.
  2. Ciri-ciri yang memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan ide-ide kreatif, sekali sudah ditemuka tetap hidup.
  3. Ciri-ciri sampingan: tidak langsung berhubungan dengan penciptaan atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap mempegaruhi perilaku orang-orang kr
| | Comments: (0)

Definisi Konsepsional Kreativitas

Suatu yang menggambarkan adanya hubungan antara konsep yang khusus dengankonsep yang akan diteliti. Konsepsional juga digunakan untuk mendefinisikan pengertian didalam penelitian, agar tidak mengalami pembiasan dalam pengumpulan data hingga pada tahap analisis penelitian.

Definisi Operasional Kreativitas

Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci) suatu gagasan”.

Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan/ menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.

| | Comments: (0)

Definisi Kreativitas

Sekarang hampir setiap orang mulai dari orang awam, pemimpin lembaga pendidikan, manajer perusahaan sampai dengan pejabat pemerintah berbicara tentang pentingnya kreativitas dikembangkan di sekolah, dituntut dalam pekerjaan, dan diperlukan untuk pembangunan. Harus diakui bahwa memang sukar untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi dimensional. Apa yang dimaksud dengan kreativitas? Banyak buku yang membahas kreativitas, kelompok kami akan menyampaikan beberapa pendapat para ahli tentang kreativitas :

1. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta.

2. Kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

3. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya dalam pemecahan masalah.

4. Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang ,kecenderungan untuk mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.

5. Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya:

  • Baru (novel): inovatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan.
  • Berguna (useful): lebih enak , lebih praktis, mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, memdidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/ banyak.
  • Dapat dimengerti (understandable): hasil yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu.

6. Clark berdasarkan hasil berbagai penelitian tentang spesialisasi belahan otak,

Mengemukakan :

Kretivitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya terintregasi-kan,Yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu : berfikir, merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings, sesnsing, and intuiting)"

| | Comments: (0)

Jangan Gampang Memvonis 'Hiperaktif'!

Bila si buah hati aktif luar biasa, Moms jangan langsung memberinya label anak hiperaktif. (Foto: craveonline)

ADUH Rio, bisa diam tak? Mama capek nih!” keluh Anggi pada buah hatinya. Nada-nada kesal kerap terucap kala si kecil mulai susah dikendalikan dan tak bisa diam.

Bayangkan! Apa saja yang ada di dekatnya selalu dipegang kemudian dilempar. Belum lagi kalau dia memanjat sana-sini bahkan naik turun tangga tanpa kenal capek.

Melihat polah anaknya yang tak bisa diam, Anggi dan suaminya pun berinisitif mendaftarkan Rio ke taman bermain (playgroup), kebetulan tahun ini dia genap berusia 1 tahun 6 bulan. Maklum, di rumah Rio tak memiliki teman atau saudara yang bisa diajaknya bermain. Mau tahu bagaimana mengatasi anak yang superaktif seperti Rio?

Suka Bereksplorasi

Anak usia prasekolah biasanya masih belajar tentang banyak hal sekaligus mengasah kemampuan motorik kasar maupun motorik halusnya. Mereka juga tengah belajar mengenal jenis kelamin serta menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Jangan heran, sejak memasuki usia 1 tahun ke atas dia sangat suka bereksplorasi.

Dia juga masih senang-senangnya beraktivitas ke sana kemari. Apalagi bila dia sudah berkumpul dengan teman-teman seusianya, wah, tak kenal lelah deh. Kondisi seperti ini akan terus berlanjut hingga anak memasuki usia sekolah atau 5 tahun ke atas.

Hiperaktif atau superaktif

Bila si buah hati aktif luar biasa, Moms jangan langsung memberinya label anak hiperaktif. Sebaiknya, kenali dulu cirinya. Ada perbedaan anak yang sangat aktif dengan anak yang hiperaktif. Semuanya bisa dideteksi dari sederet perilaku yang menunjukkan adanya kemungkinan anak mengalami gangguan tersebut.

Hiperaktif adalah suatu gangguan perkembangan yang terjadi pada masa kanak-kanak. Dimana, anak mengalami kesulitan memusatkan perhatiannya secara tepat sesuai dengan tuntutan anak-anak seusianya.

Secara klinis, gangguan tersebut digolongkan dalam gangguan ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder), yang biasanya disertai dengan hiperaktivitas. Anak seperti ini biasanya tak pernah kehabisan energi, selalu ingin bergerak ke sana-kemari.

Penyebabnya adalah adanya gangguan pada fungsi otak. Kondisi tersebut memang membuktikan bahwa aliran darah pada otak depan anak-anak ADHD ternyata lebih sedikit bila dibandingkan dengan anak-anak normal. Dimana, otak depan adalah bagian dari otak yang membantu kita agar bisa mengendalikan diri dan bisa berkonsentrasi. Dan gangguan hiperaktif baru bisa didiagnosa setelah berusia 2 tahun.

Orangtua musti jeli mengamati perkembangan perilaku si buah hati! Gejala gangguan seperti ini sebenarnya sudah bisa dideteksi sebelumnya. Tapi, satu hal yang patut Moms ketahui, bila si buah hati suka sekali lari kesana kemari atau memanjat sana-sini jangan langsung memberinya label sebagai anak hiperaktif.

Jadi, anak yang superaktif belum tentu hiperaktif, loh! Apalagi anak usia 1 tahun yang baru belajar jalan, memang gemar mengeksplorasi lingkungannya. Rasa ingin tahunya masih besar! Sebaliknya, bila si kecil lebih banyak diam justru itu yang patut dikhawatirkan.

Yang utama, apakah gerakan-gerakan yang dia lakukan bertujuan atau tak. Jika, gerakan-gerakannya sama sekali tak bertujuan barulah Moms perlu bertanya kepada ahlinya. Moms bisa tanyakan kepada dokter tumbuh kembang anak misalnya atau psikolog anak.

Apa yang bisa Moms lakukan

Untuk menghadapi buah hati yang tak bisa diam, Moms bisa menerapkan pola asuh berikut:

Memberi contoh

Ini cara utama mengajari anak-anak. Anak lebih mudah menyerap apa yang kita lakukan dibandingkan apa yang kita katakan.

Beri respons positif

Beri respon positif tentang sikap mereka. Jika kita mengatakan kepada anak betapa kita menghargai mereka karena telah menuruti nasehat kita, mereka akan mengulangi sikap tersebut. Namun, jika kita larang dengan menggunakan kata “jangan” justru semakin membuat anak ingin mengulangi lagi atau mencoba melakukan hal yang justru dilarang. Gunakan kata, misalnya “Nak, Bunda sangat senang jika Kakak bisa menjaga mainan ini dengan baik.”

Orangtua yang tak memberi respon sama dengan mengajarkan anak tak peduli pada sikap mereka yang tak baik. Hal ini tak boleh dilakukan jika sikap anak sudah sangat mengganggu seperti melempar. Orangtua bisa mencoba mengatakan, “Jika Kakak melempar seperti itu, Bunda tak mau mengajak Kakak bermain lagi.”

Hukuman

Jika dengan kedua cara tersebut anak belum bisa ditenangkan, orangtua perlu memberi hukuman atau memberi respons negatif. Namun memberi hukuman terlalu sering pun tak banyak membantu. Bahkan jika hukuman terlalu keras dan terlalu sering bisa menyebabkan sikap negatif anak menjadi-jadi. Gunakan hukuman yang relatif ringan secara konsisten, seperti menghilangkan hak istimewa atau melarang kegiatan yang sedang dilakukan.(Mom& Kiddie//ftr)

| | Comments: (0)

Anak Hiperaktif Picu Perceraian



Anak Hiperaktif Picu Perceraian
Budi Winoto

(istimewa)

INILAH.COM, Buffalo � Patahnya biduk rumah tangga bisa terjadi karena faktor internal dan eksternal. Sebuah penelitian mengungkap, orang tua yang memiliki anak hiperaktif, berpotensi dua kali lebih besar memicu perceraian.

Adalah William E Pelham, profesor psikologi dan penyakit anak Universitas Buffalo yang menemukannya. Menurutnya, orang tua yang memiliki anak hiperaktif atau menderita attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) berpotensi dua kali lebih besar mengalami perceraian saat anaknya berusia delapan tahun.

Pelham dikenal sebagai pakar penyembuhan hiperaktif. Dia sudah menolong ratusan anak yang menderita ADHD di seluruh AS.

Penelitan itu juga mendapati perkawinan yang menghasilkan anak hiperaktif akan berakhir dengan perceraian lebih cepat dibandingkan yang tidak. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Consulting and Clinical Psychology.

Komponen lain yang diteliti sebagai penyebab tingkat perceraian adalah umur anak saat terdiagnosa, etnis orang tua, tingkat keparahan penyakit anak, tingkat pendidikan orang tua, dan sikap antisosial ayahnya.

"Kami yang pertama kali melakukan penelitian bahwa faktor invidu anak dan orang tua dapat menentukan kapan terjadinya perceraian. Yang pasti kami tidak ingin mengatakan jika memiliki anak hiperaktif bisa dijadikan alasan untuk memutuskan perkawinan atau melakukan perceraian," kata Pelham.

Data untuk penelitian ini dikumpulkan dari sejumlah partisipan yang disebut Pittsburgh ADHD Longitudinal Study (PALS). Penelitian ini mendapat dana dari National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism (NIAAA) dan the National Institute on Drug Abuse (NIDA).

Sebanyak 282 anak kecil dan remaja yang didiagnosa hiperaktif waktu masa kecilnya bersama dengan orang tuanya menjadi responden penelitian. Mereka harus menjalani sejumlah instrumen diagnosa dan menjawab sejumlah pertanyaan serta wawancara pribadi. Tanggal lahir anak dijadikan perhitungan awal kapan akan terjadi perceraian.

Gangguan ADHD dapat terlihat sejak masa kanak-kanak dan bisa dianalisa langsung oleh ahli perkembangan anak (psikolog). Gangguan ini berdampak pada cara anak berpikir, merasa, dan bertindak.

Penyebab ADHD hingga saat ini belum dapat dipastikan. Terdapat berbagai teori tentang penyebab ADHD. Sebuah teori mengasumsikan konsumsi gula atau zat aditif yang berlebihan dalam makanan sebagai penyebabnya. Teori yang lain menyatakan bahwa faktor genetis adalah penyebab utama. Para ahli masih meneliti bagian otak tertentu dan zat-zat yang mempengaruhinya.

Gejala-gejala ADHD dapat ditengarai sejak anak berusia sangat kecil. Pada bayi, gejala yang tampak adalah terlalu banyak bergerak, sering menangis dan pola tidurnya buruk. Selain itu sulit makan dan minum, selalu kehausan, cepat marah atau sering mengalami temper tantrum.

Sedangkan pada anak balita, gejala ADHD yang kerap terlihat adalah sulit berkonsentrasi atau memiliki rentang konsentrasi yang sangat pendek. Selain itu sangat aktif dan selalu bergerak, impulsif, cenderung penakut, memiliki daya ingat yang pendek, terlihat tidak percaya diri, serta memiliki masalah tidur dan sulit makan. Yang menarik, anak hiperkatif biasanya sangat cerdas, namun prestasi belajar tidak pernah prima.

Tidak semua anak yang mengalami ADHD terlihat memiliki gejala. Hal itu sangat tergantung pada tingkat ADHD yang diidap.

ADHD pada anak-anak sudah lama kita kenal, tetapi orang dewasa juga bisa mengidap penyakit ini. Bagi banyak orang dewasa, ADHD bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Pengidap ADHD dewasa tidak bisa dipahami oleh keluarga sendiri, apalagi oleh lingkungan luar. Penderita ini biasanya sering merasa dikucilkan dan dihindari oleh instansi seperti sekolah ataupun tempat kerja.

Penderita ADHD dewasa biasanya sudah menemukan cara untuk bisa hidup normal dalam kehidupan sehari-hari dengan kelainan yang dimiliki. Para penderita ini biasanya mampu menekan kegelisahan yang dihadapi.

Di Belanda, orang dewasa dengan ADHD bisa dikenali, didiagnosa, dan diobati. Banyak pekerja di instansi kesehatan jiwa dilatih untuk dapat mengenali dan mendiagnosa orang dewasa dengan ADHD. Berdasarkan penyelidikan dan pengalaman di rumah sakit, terbukti bahwa pengobatan ADHD pada usia dewasa bisa berhasil, dan mereka bisa berfungsi lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Pengidap ADHD yang mengemudikan kendaraan bermotor atau pekerja yang membutuhkan konsentrasi disarankan minum methylfenidaat supaya tidak membahayakan orang lain. [O1]

| | Comments: (0)

Kiat Atasi Anak Hiperaktif


Kiat Atasi Anak Hiperaktif
Liana Garcia

(Istimewa)

INILAH.COM, Jakarta - Stres dengan ulah anak yang cenderung hiperaktif? Coba mulai perhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam The Lancet, Pediatrics, dan Journal of Pediatrics, zat penambah rasa serta pewarna dan pemanis buatan dalam makanan bisa mendorong nervous system menjadi terlampau aktif. Oleh karena itu, sebaiknya jauhkan anak Anda dari makanan instan atau frozen food yang banyak mengandung senyawa tersebut.

Bebeberapa penelitian para ahli, menyatakan jika makanan dengan kandungan gula atau karbohidrat sulingan berkadar tinggi, seperti nasi putih atau berbagai produk olahan tepung, dapat membuat kadar gula darah anjlok sehingga memengaruhi mood.

Jenis makanan itu memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol, yang menimbulkan perasaan gelisah,

Sebaliknya, beberapa jenis makanan lain yang mengandung kalsium dan magnesium, seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat membuat anak menjadi lebih tenang.

Berikut ini beberapa pilihan makanan yang sebaiknya disuguhkan untuk anak hiperaktif seperti dilansir dari WebMD:

- Sayuran segar, seperti wortel, batang seledri, brokoli, dan kembang kol yang disajikan bersama salad dressing rendah lemak atau saus salsa.

- Yogurt rendah lemak atau keju rendah lemak tanpa perasa/pemanis, disajikan dengan tambahan buah yang dihaluskan/jus.

- Kacang-kacangan atau biji-bijian seperti almond, kacang mende, kenari, kacang tanah, kuaci biji bunga matahari atau labu, dll.

- Semangkuk buah-buahan segar/beku/dikeringkan.

- Whole grain cracker, dengan peanut butter atau almond nut butter.

- Sereal sehat yang disajikan kering, bisa juga ditambahi susu skim/rendah lemak. Pastikan Anda memberikan sedikitnya tiga gram serat persajian. [mor]